Mengejar Takdir Kemustahilan

Berlari kencang tanpa arah

Berdiri tegak dalam goncangan

Berteriak lantang dalam gemuruh badai

Dialah silelaki tak bertuan

Sejarah nasab yang masih menyisakan ambigu ketidak jelasan

Si lelaki yang hanya banyak berangan kemustahilan

Si lemah yang seolah kuat dalam pandangan semu kebanyakan

Perjalanannya terlalu pelik untuk dikisahkan

Berjalan sempoyongan berharap takdir baik menyapanya

Mengejar ke’ideal-an yang dimustahilkan

Tidak mudah bahkan hampir kufur untuk meng-imankan firman-Nya

Terseok terbentur keras menerjang setiap sudut sendi sendi tulang kehidupannya

Berharap mati tetap dalam keimanan

Do’a do’a kemustahilan itu terus dipanjatkan

Tak kenal lelah meski terkadang terlihat parah

Banyak pemikiran rasa yang salah kaprah tak terarah

Berharap menangkap Fatamorghananya angin yang bertiup riuh

Berharap belas kasih tuhan tentang kelayakan

Kemudian stagh dalam relung kelelahan dan ketidak berdayaan

Berlari membawa ego sampah serampangan ditepi jalan

Berhenti menyepi menunggu enyahnya rasa kebinasaan

Mencoba kembali menengadah dengan pongah

Berharap bisa mengejar takdir kemustahilan dialam fana

Meski penjemputan itu dipastikan mendahuluinya

Berharap menjadi tabungan meski hanya ”semata”

Cukuplah target tanpa arah itu tlah tertunaikan

Smoga keabadian menyertainya

Meski sedikit dalam ”kebaikannya”

Berharap kasihsayang-Nya

Berharap Surga-Nya

Amien

Anekdot Partai

…. Korupsi Sapi vs …. Koruptor Semua

Perlu saling mawas diri bagi siapapun yang nanti akan berjuang dalam dunia politik Islam. Konsepsi keterjebakan dalam politik adalah sebuah kepastian yang tidak bisa tidak untuk dihadapi dan dijalani. Apapun partai yang kita jalani bahkan kita yakini kebenarannya semuanya sama saja, disana ada sisi sisi gelap yang kita tidak semua tahu model-model konsep transaksionalnya. Model politik dagang sapi misalnya adalah sebuah kepastian yang pasti akan slalu dilakukan terlepas apakah dilakukan secara ”silent operation” dalam tekhnisnya sehingga seolah itu hanya dilakukan oleh oknum segelintir orang yang memang tidak ada hubungannya sama sekali dengan lembaga bahkan politik yang diyakini suci kebersihannya. Sesekali memang kita harus mencoba belajar untuk melihat kedunia yang lebih luar, dunia yang lebih luar bahkan melihat kedunia yang lebih liar sekalipun. Disana kita akan sangat melihat dengan mata telanjang bahwa pada akhirnya tidak ada lobi politik tanpa transaksional sekelas partai malaikat sekalipun jika pun itu ada semisal. Terlalu jelas bahkan saking jelasnya bagi seorang buta sekalipun akan merasakannya jika saja ia memiliki kepekaan hati nurani tentu yang didasari ilmu ”ilahi”.

Semakin lama partai itu berkuasa maka semakin banyak dan dipastikan bahwa ketersandraan ”korupsi” itu menjadi sebuah baju aqidah bagi siapapun yang pernah menjabat jabatan publik dimasa proses rentang perjalanannya. Bagi arus bawah tentu jawaban jawaban analisis seperti ini sama sekali ”tertabirkan” dengan dalih dalih kemustahilan dan yang semisalnya. Tidak ada yang salah memang akan tetapi rentang waktu kurang dari 15 tahunan jawaban itu akan terakumulasi dengan rentetan catatan KPK yang pada saatnya akan muncul dan mengalir bagaikan penomena gunung es, bagaikan air bah yang mengalir deras tanpa tertahankan. Sudah seharus nya dari sekarang semua mencoba saling menahan diri untuk tidak terlalu larut dalam sistem-sistem kemunafikan politik apapun itu bajunya, berbaju islam ataupun bukan. Melihat skenario yang terjadi terkhusus bagi partai partai berbau islam adalah pengamputasian fungsi dan perannya dari sisi substansi jalannya roda partai yang sudah keluar jalur. Kasus kasus HTI dan juga FPI jilid dua bisa saja terjadi terhadap salah satu partai yang berbasis islam dinegeri ini bahkan mungkin bisa lebih kejam dari tragedi tragedi sebelumnya. Hal yang memang harus dilakukan dan memang sudah dilakukan adalah ”berkamuplase” dalam sistem kemunafikan, hanya itu satu satunya cara untuk meminimalisir berbagai kemungkinan keterjungkalan dikemudian hari minimal untuk eksistensi di tahun 2024 mendatang. Pun berlaku bagi para kontestan partai partai baru baik partai berhaluan konservatif maupun yang moderat sekalipun. Banyak hal sensitif yang sebetulnya sangat bisa dibedah dalam ribuan tulisan seperti ini, namun tentu tidak cukup. Mudah2n kedepan semuanya bisa kembali mencoba membaca wilayah wilayah politik abu bau secara lebih ”gentle”. Kita semua berharap semuanya akan sedikit baik baik saja sehingga segala hal kemungkinan ”kemadaratan” itu bisa diminimalisir secara halus tak kasat mata.

Analisis ini sekali lagi didasarkan untuk menjadi barometer evaluasi bagi siapapun termasuk kita semua didalamnya bahwa data data itu memang terlalu jelas dan termatematiskan dalam bungker-bungker data ‘hardisk’ nasional, tinggal klik membuka maka semuanya tercukupkan dari minimal dua alat bukti ”semua ketersandraan” kita. Teruslah berjuang dengan tetap memperkuat diri untuk selalu menjadi lebih baik dan tentunya lebih bermanfaat bagi siapapun tanpa kecuali, tanpa ada lagi sekat-sekat agama, budaya dan lain sebagainya. Sudah saatnya kita saling bahu membahu dalam kebaikan dan mencoba meminimalisir unsur celah-celah kemadharatan dalam bernegara, sekali lagi dalam bernegara bukan dalam beragama karena dlam bab ini sudah selesai jauh-jauh hari.pent. Mencoba kembali fokus pada kualitas diri dalam rangka berkontribusi positif dalam mewarnai sistem tata kelola kepartaian yang kita kini masing masing sudah berada didalamnya. Saling menjaga dalam kebhinakaan partai adalah lebih utama dari hanya sekedar saling sikut dalam ”internal” partai hanya demi sebuah materi duniawi yang berbau busuk ”bangkai” semata. Jadilah manusia manusia yang berkapasitas bukan obesitas dalam pemikiran apalagi overlintas sesat dalam pemikiran berpolitik. Tetaplah berada dijalur nilai-nilai dasar prinsipil ajaran agamanya masing-masing yang suci. Semoga apapun dinamika perbedaan sudut pandang politik selama didunia ini, kita akan tetap berkumpul dalam Jannah_Nya kelak. Amien. Beri’dadlah selalu setiap saat dalam kita berpolitik praktis di negeri ini apalah lagi 13 tahun kedepan sistem perpolitikan ini akan mengalami ”turbulensi” yang diluar nalar logika berfikir sehat kita. Semoga semuanya akan baik baik saja pada akhirnya. Insya Allah. Wallahu’alam

Kau Tetap Yang Terpilih

Jauh sebelum kau ku pinang

Disaat ku akhirnya memilihmu dari banyaknya pilihan dikala itu

Tiada ragu sedikitpun disaat itu bagiku

Sering perintah untuk memikirkan kembali pilihanku dikala itu

Benarkah aku harus memilihmu

Benarkah kau pilihanku

Kau hadir dikala ku berada dititik nadzir yang terendah

Kau ada disaat ku tak memiliki siapapun dikala itu

Kau Menjelma dikala kebanyakan orang menistakan keberadaanku

Kau menerima tanpa tau sebenarnya siapa aku

Ntahlah apa yang berada dibenaku

Dikala ku bawa lebih jauh tentang semua ketidak berdayaanku dikala itu

Lelaki Super kere’ dan memang benar benar kere

Lelaki yang kebanyakan wanita akan langsung menolak untuk mencintanya

Nyaris tidak ada apapun yang bisa di idealkan tentangku

Kau memilih lelaki yang tak pernah mengenal orang tuanya

Lelaki yang tak jelas silsilah keturunannya

Lelaki yang terbuang sedari kecilnya

Lelaki yang tak pernah hidup bersama orang tuanya

Lelaki yang terlalu banyak ”terperosok” dalam mencari cinta

Ku memilihmu dengan rasa ‘nekad’ku dikala itu

Memilih hanya bermodalkan rasa cinta

Tidak dengan yang lain bahkan tidak dengan harta yang memang tak ada dikala itu

Banyak menggelengkan kepala dikala aku mau menikahimu seolah tanpa mahar

Lelaki yang kelak hidupnya memang tidak menjanjikan apapun

Lelaki yang pada akhirnya mungkin banyak menyisakan rasa sakit

Lelaki yang memang terlalu banyak kekurangannya

Wahai wanita yang telah kupilih

Kau akan tetap menjadi yang terpilih

Maaf jika memang aku jarang untuk mengucap rasa

Rasa yang kau slalu harap stiap saat

Ku takut sebetulnya

Cinta itu akan menjadi benci pada akhirnya

Rasa itu hanya menjadi duri tajam dikemudian hari

Seorang lelaki yang sangat takut akan kehilangan cinta dalam hidupnya

Seorang lelaki yang sedari kecil tak pernah tau apa itu cinta, suka dan yang semisalnya

Seorang lelaki yang hanya saja tau bagaimana bisa bertahan hidup

Seorang lelaki yang Tuhan masih beri kesempatan untuk hidup

Tetaplah kau mencintaiku sampai tiba ajalku

Yakinilah betul bahwa bagaimana aku tak mungkin bisa melepaskanmu

Bahkan terkadang lintasan kau meninggalkanku adalah yang paling ku takutkan

Kau punya sejarah itu

Keluargamu punya cerita itu

Sedangkan aku hanya seonggok sampah yang masih berbau busuk dalam hidup

Ntah sampai kapan, tak tahu juga diri ini akan berubah

Menjadi Lelaki yang mencoba baik

Menjadi Suami yang masih berjuang dalam kebaikan

Menjadi ayah yang menjadi panutan putri putrinya

Do’akanlah slalu

Hanya itu yang terpinta

Dari lelaki yang slalu mencoba bertahan dalam hidup

Lelaki yang entah seperti apa dikala penjemputan itu kiat mendekat

Semoga smuanya baik baik saja

Amien

Reminder My

COBALAH MENGERTI
(Versi Suami Isteri)

Cobalah mengerti….
Bahwa tujuan pernikahan yang utama bukan untuk mendapatkan keturunan dan kesenangan, tapi untuk menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai tujuan utama ini terpinggirkan karena rutinitas mengurus keluarga. Oleh karena itu, kesibukan utama suami isteri adalah menegakkan tauhid dan berdakwah kepada anggota keluarganya.
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Qs. 66 ayat 6).

Cobalah mengerti…
Bahwa misi pernikahan adalah keselamatan seluruh anggota keluarga di dunia dan akhirat. Jangan sampai ada salah satu anggota keluarga yang selamat di dunia, tapi hancur di akhirat (masuk neraka). Oleh karena itu, kita perlu rutin menasehati tentang pentingnya misi ini pada anggota keluarga kita. Kesedihan terbesar yang dapat dibayangkan sejak sekarang adalah ketika suami, isteri atau anak-anak kita ada yang tak bisa berkumpul di akhirat kelak.
“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya” (Qs. 13 ayat 23).

Cobalah mengerti…
Bahwa kebanggaan suami isteri bukan karena mendapatkan harta, gelar, jabatan atau ketenaran, tetapi karena kesholihan anggota keluarganya. Belajarlah dari kisah Nabi Ya’qub as yang menangis sampai matanya buta karena kedurhakaan (ketidaksholihan) anak-anaknya yang membuang Nabi Yusuf as. Walau akhirnya anak-anaknya bertaubat dan Nabi Yaqub as dapat berkumpul kembali dengan anaknya, Nabi Yusuf as, beliau tetap mewasiatkan kesholihan ini di akhir hidupnya.
“Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya” (Qs. 2 ayat 133).

Cobalah mengerti…
Setiap keluarga punya tawa dan tangisnya masing-masing. Jangan pernah membandingkan keluarga kita dengan keluarga orang lain, yang menyebabkan kita tergoda menceraikan pasangan. Jangan kalah dengan tipu daya setan yang senang dengan makin banyaknya perceraian. Rawatlah apa yang sudah ada, yang sudah ditakdirkan Allah kepada kita. Yakinlah…bahwa setiap keluarga pasti akan diuji dari arah yang berbeda-beda. Yakinlah…jika kita bersabar dan lulus dari ujian berkeluarga maka pahalanya amat besar.
“Wahai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung” (Qs. 3 ayat 200).

Cobalah mengerti….
Bahwa Allah SWT memberikan cinta sejati kepada suami isteri ketika mereka sudah saling menerima kekurangan pasangannya (bukan berarti suami isteri berhenti untuk berubah makin baik). Ketahuilah…cinta sejati adalah cinta saling memberi, bukan saling menuntut. Cinta sejati adalah bahagia ketika pasangan kita bahagia. Langgeng dan menua bersama. Visualisasinya seperti kakek nenek yang berjalan dengan saling menuntun di masa tuanya. Bayangkan itu adalah kita dengan pasangan kita. Bukankah itu indah dan menjadi kenangan manis, bahkan sampai di alam kubur? Untuk rindu kembali bertemu di surga kelak?
“Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs. 25 ayat 74).

Di 25 tahun pernikahan (H. Aan)/Copy Paste

Di 11 Tahun Pernikahan (Surya)