Pesan Hakimul Ummah, Sheikh Aiman Adz Dzawahiri: Pembantaian Gaza dan Pengepungan Para Pengkhianat

Saudara muslim di mana saja Anda berada,

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Hari-hari ini, serangan Israel atas Gaza telah dilancarkan tak terelakkan, membantai serta melukai ratusan orang, dan seluruh dunia, termasuk para (penguasa) Arab khianat tidak berbuat apapun kecuali hanya menyampaikan berbagai pernyataan kosong.

Dalam menghadapi berbagai perkembangan ini, saya ingin menyampaikan beberapa pesan kepada kalian.

Pesan Pertama, saya tujukan kepada seluruh saudara Muslim saya di Gaza dan segenap Palestina, saya mengingatkan kalian dengan firman Allah: “Janganlah kalian merasa lemah (dalam menghadapi musuh), dan jangan kalian merasa bersedih, sungguh kalianlah orang-orang yang paling tinggi (menang) jika kalian benar-benar beriman. Jika kalian mendapat luka, maka orang-orang kafir pun mendapat luka. Dan masa (kejayaan dan kekalahan) kami pergilirkan di antara manusia, agar Allah dapat membuktikan siapa di antara kalian orang (yang benar-benar) beriman, dan agar Allah dapat menjemput para syuhada di antara kalian. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang dzalim. Dan agar Allah mensucikan kalian (dari dosa-dosa) serta membinasakan orang-orang kafir” (Qs Ali Imran 139 – 141)

Teguh dalam keshabaran, tsabat dan tetap tegak bertahan di atas Jalan Jihad. Sungguh, seluruh ummat Islam bersama kalian. Dan saya menyampaikan kepada kalian, demi Allah, kami tidak akan pernah tinggal diam hingga kami dapat membalas setiap jiwa yang dibunuh, setiap orang yang terluka, setiap janda-janda muslimah dan para kanak-kanak yatim, di Palestina dan di seluruh Bumi Islam. Kami, insya Allah, tetap taat dan teguh untuk memenuhi sumpah Sheikh Usamah bin Ladin, semoga Allah sentiasa melindungi Beliau, “Aku bersumpah, demi Allah yang Maha Perkasa, yang telah meninggikan langit tanpa pilar, Amerika dan mereka yang tinggal di Amerika, tak akan kami biarkan (walau sekedar bermimpi) merasakan keamanan hingga kami dapat menyaksikan keamanan dan kedamaian di Palestina, dan hingga seluruh kekuatan kafir dapat diusir dari seluruh Bumi Islam”. Sungguh kami berharap, dan sentiasa berusaha, sehingga pada suatu hari kami akan menolong kalian secara langsung untuk membebaskan Yerusalem dan Masjid Al Aqsha, serta mengibarkan tinggi-tinggi panji Islam dan Jihad di atas Bumi Al Quds.

Saudara Muslimku, serta segenap Mujahidin di Gaza dan seluruh Palestina; apa yang kalian hadapi hari ini bukanlah semata sebuah usaha pendudukan, yang terbatas pada wilayah tertentu atau atas negeri tertentu; ini adalah bagian dari mata rantai tak terpisahkan kampanye Perang Salib Semesta yang digelar aliansi Zionis Salibis atas seluruh Dunia Islam. Penyerbuan keji ini adalah ‘hadiah’ untuk kalian dari Obama sebelum ia menduduki singgasana kekaisarannya, dan Husni Mubarak, sang pengkhianat adalah sekutu utama (dengan aliansi Zionis Salibis) dalam mengepung dan membantai kalian. Ketika pesawat-pesawat tempur Israel menggempur kalian dari udara, orang hina ini menutup perbatasan dengan menempatkan tentaranya, sehingga aksi pembantaian atas Gaza yang memang telah direncanakan ini dapat dilaksanakan. Sungguh peran yang kotor dan keji yang sama, dimainkan oleh kaum Yahudi dan para sekutu murtaddin seperti yang pernah mereka lakukan di Shabra dan Shatila.

Saudara Muslimku, serta segenap Mujahidin di Gaza dan seluruh Palestina; kami bersama kalian dan sentiasa menyertai kalian dalam pertempuran menghadapi Perang Semesta Aliansi global Zionis Salibis, di mana saja kami berada. Dan kami, dengan ijin Allah, telah bergerak mendekati kalian, perlahan tetapi pasti. Insya Allah, tidak lama lagi, dengan ijin Allah kami akan memecah perbatasan dan menerobos blokade yang menghalangi kami dengan kalian. Penarikan mundur tentara Amerika dari Iraq adalah satu tanda (sinyal) kebaikan tentang (makin dekatnya) saat kami dapat bergabung bersama kalian, dengan ijin Allah. Allah Maha Tahu, betapa besar keinginan kami agar dapat menyertai kalian saat ini, melindungi kalian dengan darah dan jiwa kami, menebus kalian dengan diri kami. Saya pribadi, betapa perih hati dan sungguh berharap kepada Allah untuk dapat menyertai kalian saat ini, merawat orang-orang yang terluka, dan mengobati yang sakit. Sebagaimana saya bersyukur kepada Allah, telah diberiNya kesempatan serupa sebelumnya, selama bertahun-tahun menyertai dan melayani para Mujahidin dan Muhajirin kita di Afghanistan.

Pesan kedua, saya tujukan kepada umat Islam di Mesir. Kepada kalian saya tegaskan; adalah kewajiban yang terpikul di atas pundak setiap kalian, agar kalian berusaha menghentikan pengepungan dan blokade, kalian wajib mengambil tanggung jawab ini (karena Allah akan menagihnya kepada kalian di Hari Qiyamat). Kalian harus melakukan apapun untuk menghentikan pengepungan dan pembantaian; apakah itu protes, unjuk rasa atau demonstrasi, yang tidak boleh berhenti hingga pengepungan atas Gaza diakhiri, dan Husni Mubarak si pengkhianat harus diseret untuk bertanggung jawab.

Lakukanlah apa saja untuk menolong saudara kita di Gaza, mulai dari mengorganisir gerakan masiv unjuk rasa, pemogokan, dan demonstrasi, sehingga para pelajar dan mahasiswa mogok dari sekolahnya, para pekerja dan karyawan mogok dari kantor-kantornya, untuk memaksa Husni Mubarak si penjahat kriminal membuka pengepungan atas Gaza.

Dan saya sampaikan kepada mereka yang masih memiliki ghirah dan izzah di kalangan angkatan bersenjata Mesir, sungguh kepada kalian telah ada teladan yang dicontohkan Sulaiman Khatir, semoga Allah menyayanginya. Husni Mubarak si kriminal pengkhianat telah memanfaatkan kalian sebagai alat untuk mengkhianati Din kalian dan mengepung saudara kalian di Gaza, serta menyingkap seluruh rahasia pertahanan mereka, untuk membantu pesawat-pesawat Israel dengan mudah membantai saudara kalian. Sampai kapan kalian bertahan untuk menjadi balatentara setan? Sampai kapan kalian sadar hingga kalian menjadi tentara untuk Allah dan RasulNya?

(Sulaiman Khatir, seorang tentara Mesir. Pada 5 Oktober 1985, ia melancarkan amaliyat Sinai, dengan menembakkan senjata pada rombongan turis Israel yang berkunjung ke Sinai. Sekitar tujuh turis Israel terbunuh. Israel mendesak Mesir untuk mengekstradisi Sulaiman Khatir, atau setidaknya menghukum dengan seberat-beratnya. Pada bulan Januari 1986, Sulaiman Khatir ditemukan ‘gantung diri’ di sel penjaranya. Rejim Mesir mengeluarkan pernyataan resmi bahwa ia bunuh diri di penjara. Tetapi banyak orang yakin, rejim Mesir mengatur sandiwara ‘bunuh diri’ ini untuk menyelamatkan diri dari tekanan Israel. Semoga Allah melimpahkan ampunan dan kasih sayang kepada Sulaiman Khatir. Pent.)

Allah berfirman: “Wahai kalian orang beriman, hendaknya kalian menjadi Ansharallah (para penolong Allah) sebagaimana Isa Putera Maryam yang berkata kepada para hawarinya (para penyerta), ‘Siapakah yang akan menolongku di sisi (di jalan) Allah?’ para Hawariyyun berkata, ‘Kamilah Ansharallah!’ Lalu berimanlah satu kelompok Bani Israel dan sekelompok yang lain menjadi kafir. Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang beriman atas musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi golongan yang menang”. (Ash Shaff 14)

Saya berkata kepada para klan dan suku, penduduk Sinai: Hari ini adalah hari kalian. (Hendaknya) kalian menyediakan untuk Saudara kalian dalam Islam dan dalam pertalian kekeluargaan, segala kebutuhan mereka, dari persedia dan perlengkapan. Mulai dari sepotong roti hingga ranjau anti tank. Rejim Mesir khianat,yang telah merendahkan harga diri, kehormatan, dan kesucian kalian, adalah rejim yang sama yang telah mengepung saudara kalian seagama dan sekeluarga di Gaza, dan bersekongkol dengan Yahudi untuk membantai saudara kalian. Takutlah kepada Allah atas nasib Saudara kalian di Gaza! Patahkan blokade rejim khianat ini! Ketahuilah, Allah akan bertanya kepada kepada kalian tentang apa yang telah kalian lakukan untuk menolong saudara kalian, maka persiapkan diri kalian supaya kalian dapat menjawab pertanyaan Allah.

Rasulullah saw bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak akan mendzaliminya, atau memperhinakannya, atau merendahkannya, atau menyerahkannya ke tangan musuh. Siapa yang menolong saudaranya, Allah akan menolongnya. Siapa yang menghilangkan kesusahan saudaranya, Allah akan menghilangkan kesusahannya pada Hari Qiyamat. Dan siapa yang menutupi aib saudaranya, Allah akan menutupi aibnya di Hari Qiyamat”

Dan Beliau saw bersabda: “Jangan kalian saling mengintai (memata-matai), jangan kalian saling mencari kesalahan, jangan kalian saling iri, jangan kalian saling dengki, jangan kalian saling benci, dan jangan kalian mengecewakan yang lain. Wahai hamba Allah! Jadilah kalian bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak boleh menindasnya atau memperhinakannya atau merendahkannya. Taqwa itu ada di sini (dan Rasulullah menunjuk dadanya tiga kali). Setiap Muslim haram (terjaga) hartanya, kehormatannya, darahnya. Cukuplah disebut suatu kejahatan, jika seseorang merendahkan saudara Muslimnya”.

Pesan ketiga saya tujukan kepada Muslim di mana saja kalian berada. Kepada kalian saya berkata: Inilah Obama yang dipersembahkan kepada dunia oleh mesin kebohongan Amerika sebagai penyelamat yang akan mereformasi kebijakan Amerika, inilah Obama yang membunuh saudara kalian di Gaza dengan hati dingin tanpa belas kasihan.

Saya katakana kepada rakyat Muslim yang marah dan menghimpun demonstrasi serta protes di seluruh dunia; protes tidak cukup untuk menghadapi bom. Mengapa kita tidak menghimpun kemarahan kita dan mengarahkannya untuk melancarkan aksi signifikan yang akan mengguncang pilar-pilar aliansi Zionis Salibis, dengan ijin Allah?

Wahai saudara Muslim di mana saja kalian berada, patuhilah Allah, dan sambutlah kewajiban Jihad fi Sabilillah. Allah berfirman: “Wahai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan RasulNya, ketika Rasul menyeru kalian kepada sesuatu yang akan menghidupkan kalian. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya. Dan sesunggunya kepadaNya kalian akan dikumpulkan. Dan peliharalah diri kalian dari fitnah (cobaan dan siksa) yang tidak khusus menimpa orang-orang dzalim di antara kalian. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah sangat keras siksaNya”. (Al Anfaal 24-25)

Wahai Muslim di mana saja kalian berada, hadapilah kampanye semesta Zionis Salibis dan perangi mereka di mana saja berada! Tolonglah dan dukunglah saudara dan putra-putra kalian, para Mujahidin fi Sabilillah dalam konfrontasi semesta ini.

Wahai para Singa Islam! Di Bumi Maghrib Islami, di Levant, di Tanah Semenanjung Arabia, di Bumi Iman dan Hikmah – Bumi Yaman, di Bumi Khilafah – Bumi Iraq, di Bumi Izzah dan kehormatan – Bumi Khurosan, di Bumi Tsabat dan keteguhan – Bumi Cechnya, perangilah lebih keras lagi aliansi Salibis Zionis dan seluruh kepentingan mereka!

Wahai kalian para Singa Islam, di mana saja kalian berada! Para penguasa di negeri-negeri muslim tidak lebih dari anjing penjaga bagi kepentingan Zionis – Amerika di negeri mereka. Mereka telah menyerahkan Palestina dan mengakui Israel. Inilah Husni Mubarak yang mengepung Gaza, Abdullah bin Abdul Aziz yang menggelar sandiwara dialog antar agama supaya ia dapat bertemu Peres di New York, mempersiapkan pengakuan faktual dan total atas Israel. Inilah Ali Abdullah Saleh, yang telah mencemari kehormatan Bumi Yaman dengan menyediakan basis bagi kampanye salib semesta atas dunia Islam. Dan inilah Al Maliki yang mengemis agar tentara Amerika tetap berada di Iraq untuk dapat menjamin keberlangsungan rejim pemerintahan para pengkhianat. Maka mari kita hancurkan harapan dan usaha para pengkhianat itu, dengan menyerang keberadaan dan kepentingan para musuh Allah dari kalangan Yahudi dan Salibis, di mana saja mereka berada, dan dengan cara apapun yang dapat kalian lakukan!

Allah berfirman: “Dan janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar mereka (musuh kalian). Jika kalian menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pula menderita sakit yang serupa. Tetapi kalian mengharapkan sesuatu dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana”. (An Nisaa 104)

Dan kata penutup saya, segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah, para keluarga Beliau, dan seluruh Shahabatnya.

Diterjemahkan dari rilis english Jihad Media Battalion (JMB)

Sumber : http://www.arrahmah.com

Inilah Surat Wasiat Imam Samudra

“Saudara, aku wasiatkan kepada antum dan seluruh umat Islam yang telah mengazzamkan dirinya kepada jihad dan mati syahid untuk terus berjihad dan bertempur melawan setan akbar, Amerika dan Yahudi laknat.

Saudaraku, jagalah selalu amalan wajib dan sunnah harian antum semua. Sebab dengan itulah kita berjihad dan sebab itulah kita mendapat rizki mati syahid. Janganlah anggap remeh amalan sunnah akhi, sebab itulah yang akan menyelamatkan kita semua dari bahaya futur dan malas hati.

Saudaraku, jagalah salat malammu kepada Allah Azza Wajalla. Selalulah isi malam-malammu sujud kepada-Nya dan pasrahkan diri antum semua sepenuhnya kepada kekuasaannya. Ingatlah saudaraku, tiada kemenangan melainkan dari Allah semata.

Kepada antum semua yang telah mengikrarkan dirinya untuk bertempur habis-habisan melawan anjing-anjing kekafiran, ingatlah perang belum usai. Janganlah takut cercaan orang-orang yang suka mencela, sebab Allah di belakang kita. Janganlah kalian bedakan antara sipil kafir dengan tentara kafir, sebab yang ada dalam Islam hanyalah dua, adalah Islam atau kafir.

Saudaraku, jadilah hidup antum penuh dengan pembunuhan terhadap dengan orang-orang kafir. Bukanlah Allah telah memerintahkan kita untuk membunuh mereka semuanya, sebagaimana mereka telah membunuh kita dan saudara kita semuanya. Bercita-citalah menjadi penjagal orang-orang kafir. Didiklah anak cucu antum semua menjadi penjagal dan teroris bagi seluruh orang-orang kafir. Sungguh saudaraku, predikat itu lebih baik bagi kita daripada predikat seorang muslim, tetapi tidak peduli dengan darah saudaranya yang dibantai oleh kafirin laknat. Sungguh gelar teroris itu lebih mulia daripada gelar ulama. Namun mereka justru menjadi penjaga benteng kekafiran.”

Amrozi, Ali Ghufron, Imam Samudra: Wafat Dalam Keadaan Membela Agama Allah

Amrozi, Ali Ghufron, Imam Samudra. Mereka bertiga telah wafat dalam keadaan membela agama Allah, hasil keputusan persidangan yang penuh ketidakadilan, dan pemberitaan media massa yang penuh dengan kebohongan… InsyaAllah mereka khusnul khatimah, sebuah nilai mati yang paling tinggi di hadapan Allah…

“Wajahnya seperti anak kecil yang baru saja dapat permen. Seperti bayi yang baru saja dimandikan bidan,” katanya. Lebih lanjut Khairul mengatakan, “Wajahnya begitu bahagia dan bersih. Bibirnya tampak senyum.”

Yang lebih aneh lagi adalah pengakuan adik Imam Samudra, Lulu Jamaluddin. “Jenazah kakak wangi sekali waktu dikeluarkan dari peti. Seperti minyak wangi yang sering dipakainya,” ujar Lulu Jamaluddin dikutip inilah.com, di rumah duka, Lopang Gede, Serang

Imam Samudra Meniggal Dengan Senyum

Lebih dari tujuh menit burung tersebut berputar-putar, seakan memberikan persaksian bahwa mereka adalah para syuhada. Istri dari Ali Ghufron, Ustdzh. Paridah Abbas menambahkan, dia melihat langit membentuk kalimat Allah saat ketiga burung tersebut datang.

Tiga Burung Hitam, Saksi Kesyahidan Amrozi

Bau harum semerbak bertebaran dalam ruangan. Kedua mujahid terlihat tersenyum dan wajahnya bersih, sangat bersih, serta jauh lebih tampan. Allahu Akbar!

Ditembak 3 Orang, 1 juta AK-47 Terkokang

“Innalillahi wa Inna Ilahi Rajiun, adik kami telah pergi. Semoga arwah adik-adik kami dibawa oleh burung-burung hijau ke syurga,” ujar kakak kandung kedua terpidana tersebut Chozin kepada wartawan, Minggu (9/11/2008).

Keluarga: Semoga Amrozi dan Mukhlas Dibawa Burung-Burung Hijau

Semoga Allah menerima Kesyahidan Para Mujahid dan Singa-singa Asia ini, Ya Allah, Hancurkanlah, Para Thagutmu, di bumi Indonesia..Allahu Akbar!

Ustazah Paridah; Mereka Telah Syahid, doakan kami..

Alhamdulillah, para keluarga hanya pasrah pada Allah atas apa yg menimpa mereka, Hidup Mulia dan Mati Syahid, itulah apa yg Mujahid Bertiga ini Inginkan, mereka sudah dapat dua hal itu..

Agus Setiawan: Mereka Bertiga Insya Allah Sudah Syahid.

Wajah as syahid Imam Samudera yang sempat dibuka keluarga tampak putih segar, tersenyum dan berpaling kekanan sebagaimana ekspresi raut kebahagiaan dan kepuasan bertemu dengan Sang Khalik.

Imam Samudra Rahimahullah

Imam Samudera yang bernama asli Abdul Aziz (lahir di Desa Lopang Gede, Serang, Banten, 14 Januari 1970 – wafat di Nusakambangan, 9 November 2008 dalam umur 38 tahun) adalah salah seorang yang didakwa terlibat dalam peristiwa bom Bali tahun 2002. Abdul Aziz adalah anak kedelapan dari 11 bersaudara. Masa kecilnya dilalui dengan hidup sederhana. Ayahnya, Sihabuddin dan ibunya, Ny Embay Badriani bercerai sewaktu Aziz masih anak-anak.

Cengeng tapi pintar

Keluarganya adalah orang taat beragama. Ny Embay Badriani adalah perias pengantin yang kadang-kadang berjualan kue jika sedang sepi order, termasuk menjahit baju muslim serta membuka warung kelontong di rumahnya. Aziz tumbuh sebagai anak yang supel bergaul dan banyak teman. Ketika diasuh kakaknya, Aziz kecil bukan anak yang pemberani alias sangat cengeng. Dia gampang sekali menangis dan akan susah dihentikan meski dia sudah digendong. Kakaknya, Ny Aliyah, menuturkan, meski hidup dalam kesederhanaan, Aziz berotak encer. Di kalangan teman sekampungnya, dia dikenal sebagai anak pintar. Sekolahnya selalu peringkat satu. Dia menonjol dalam pelajaran IPA dan Kerajinan Tangan. Tapi, Aziz tidak terlalu pintar dalam pelajaran Matematika. Menurut Lulu Jamaludin, adik Aziz ke-10, Aziz tidak pernah berkelahi dan tidak suka kekerasan.

Berperang di Afghanistan

Setelah lulus dari Madrasah Aliyah Negeri, dengan uang dari hasil menjual perhiasan ibunya, tahun 1990 Aziz pergi ke Malaysia untuk transit menuju Pakistan, untuk selanjutnya ke Afghanistan. Di sana dia mengikuti kegiatan bersama tim yang jumlahnya sampai 7 orang. “Kegiatannya untuk melawan pasukan asing,” tutur Kapolri Da’i Bachtiar (waktu itu) dalam jumpa pers. Di Afghanistan Aziz sempat tinggal selama 2,5 tahun. Lalu diperkirakan pada 1992 dia kembali ke Malaysia dan bermukim selama 6,5 tahun di Johor. Kontak hubungan dengan keluarga sempat terputus beberapa tahun. Tapi, pada tahun 1998 keluarga Aziz kemudian sempat mengenalinya kembali. Pada saat itu Aziz menjalani bisnis jual-beli kurma. Aziz berdagang dengan memasok dua kontainer kurma via Jakarta kemudian diedarkan kepada pedagang di beberapa kota, termasuk dipasarkan ke Serang. Kiprah pedagang kurma itu, namanya tiba-tiba melambung tinggi ketika terjadi banyak peristiwa pengeboman.

Belajar Merakit Bom

Selama di Malaysia maupun di Afghanistan, Samudera belajar mengenai jihad dan menggunakan senjata api, merangkai bom, serta menggunakan ranjau. Di Malaysia, dia menjalani kehidupan normal dengan berdagang baju dan usaha kecil. Dia juga mengikuti pengajian dan selalu mencari informasi dari internet, terutama informasi soal jihad dan juga berita soal ketidakadilan. Dia juga bertukar informasi dengan orang-orang melalui internet yang disebut sebagai pemimpinnya. Dia ingin berjihad ke Indonesia dengan cara dia sendiri. Dan itu dibuktikannya dengan kembali ke Indonesia tahun 2000, dan berniat meledakkan bom di Indonesia. Untuk melaksanakan niatnya, di Indonesia dia melakukan pengamatan selama satu bulan. Observasi dilakukan di Jakarta dan Batam. Bahkan untuk lebih memuluskan aksinya, pada akhir tahun 2000 dia tinggal di Batam.

Memakai nama Imam Samudera

Pada malam Natal 2000 Aziz melakukan pengeboman gereja di Batam. Nama Imam Samudera muncul kali pertama dari beberapa tersangka yang berhasil diciduk sejak peledakan bom di malam Natal tahun 2000 serta peledakan Plaza Atrium Senen Jakarta tahun 2001. Kelak setelah berhasil ditangkap, dia juga mengaku bertanggung jawab atas pengeboman gereja Santa Anna dan HKBP di Jakarta. Sedangkan pada gereja lainnya Aziz tidak mengakui, namun dia menyebutkan mungkin kelompok lainnya. Setelah melakukan pengeboman tersebut, Samudera alias Abdul Aziz pergi ke Malaysia. Menurut Embay, pada Lebaran 2000 Imam sempat kembali. Tapi setelah itu, dia menghilang bersama istri dan ketiga anaknya. Pada tahun 2002 kembali lagi ke Indonesia. Kemudian terlibat dalam pengeboman Bali. Dalam kasus peledakan bom Bali, Amrozi sang tersangka peledakan dan juga rekan satu tim Imam Samudera juga menyebut nama dia sebagai aktor intelektual. Amrozi mengaku dirinya dipertemukan dengan Imam Samudera pada 6 Oktober 2001 di Bali. Baik Amrozi, Umar Al Faruq maupun sejumlah tersangka lainnya dan saksi-saksi semua mengarah kepada Imam Samudera.

Nama Alias

Bukan hanya di Indonesia nama Abdul Aziz alias Imam Samudera dikenal sejak tahun 2000. Tapi juga di Malaysia. Di negara jiran ini, dia dikenal sebagai salah satu pendiri Jamaah Islamiyah (JI) bersama dengan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir seperti yang diungkap Menko Polkam (waktu itu) Susilo Bambang Yudhoyono. Di berbagai media massa, Imam Samudera mempunyai banyak nama alias. Ada yang menyebut Imam Samudera dengan Kudama. Ada juga Qudamah, ada pula yang menulis Hudama. Bahkan, dalam dokumen pengakuan Umar Al Faruq kepada aparat Polri, Imam Samudera disebut sebagai Abu Omar. Kepolisian Diraja Malaysia pun menyebut Imam Samudera merupakan target operasi untuk segera ditangkap, karena berbagai aktivitas yang meresahkan. Di Indonesia sendiri, Imam Samudera ditetapkan Polda Metro Jaya sebagai salah satu tokoh pelaku teror di Indonesia. Nama Imam Samudera disandingkan dengan Hambali alias Encep Nurjaman, yang juga diburu dalam kasus peledakan bom selama ini, baik bom di malam Natal maupun bom lainnya.

Konseptor

Keterlibatan Imam Samudera juga diungkap Dani, pelaku peledakan bom di Plaza Atrium Senen. Samudera disebut bertanggung jawab dan memimpin pengeboman yang dilakukan oleh Dani. Atas aksi ini, Dani diberi imbalan oleh Samudera sebesar RM 10.000. Dani yang kini telah divonis penjara seumur hidup oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menyebut Samudera sebagai konseptor, sekaligus pemasok bom dalam peledakan itu. Di mata Abbas alias Edi Setiono, tersangka peledakan Atrium lainnya, Samudera dikenal sebagai seorang insinyur, lancar dalam bahasa Inggris dan Arab. Sempat lama tinggal di Malaysia dan beristrikan orang Malaysia serta tinggal sekitar dua bulan di rumah kontrakan. Dalam beberapa pemberitaan media asing, Imam Samudera disebut sebagai agen Al Qaeda di Asia Tenggara.

Imam Samudra: ”Demi Allah, Tak Akan Selesai”

Di Penjara Kerobokan, Denpasar, Bali, sebuah sosok bernama Imam Samudra menjemput kematian seperti sebuah anugerah. Lelaki berusia 33 tahun itu berkata, ”Allah telah mencabut semua keraguan dan ketakutan dari hati saya.” Kecuali tubuhnya yang kian ramping, janggutnya yang panjang, kulitnya yang semakin bersih, dan sorot matanya yang dingin, tak ada yang berubah dari Imam Samudra sejak dia tertangkap beberapa bulan silam.

Di penjara yang jaraknya sekitar seribu kilometer dari kampung halamannya, Serang, Jawa Barat, itu dia mengaku rajin menulis surat untuk sang istri dan empat anaknya. ”Saya membuat sejumlah wasiat untuk mereka.”

Dengan ganjaran hukuman mati dari majelis hakim Pengadilan Negeri Denpasar, Imam Samudra, yang dianggap sebagai arsitek aksi bom Bali, kini menghitung hari sembari menulis sebuah buku memoar.

Tampaknya, Imam Samudra alias Abdul Aziz siap menerima risiko dari jalan kekerasan yang dipilihnya. ”Ini hukum penguasa kafir, harus terus dilawan,” ujarnya dingin. Dia bahkan menyebut vonis mati atas dirinya justru sia-sia. Perjuangan kelompoknya, kata dia, akan terus maju. ”Ini cuma setitik debu bagi para mujahid yang sedang berjuang di luar,” ujarnya. Lalu kapan aksi mereka akan berakhir? Berikut ini petikan wawancara TEMPO dengan bekas mahasiswa kimia di Institut Teknologi Malaya itu.

Mengapa Anda memilih jalan perjuangan seperti sekarang ini?

Awalnya saya membaca buku Allah Turun di Afganistan. Isinya tentang para syuhada di Afganistan. Ada yang digilas tank, tapi tak mati, mungkin karena memang belum waktunya. Ada juga kisah dari makam para syuhada, setiap Senin dan Kamis, terdengar orang bertakbir. Atau soal pasukan mujahidin yang terkurung di satu bukit, tanpa makanan sama sekali. Tiba-tiba, ada helikopter yang menerjunkan makanan bagi tentara Rusia, yang juga terkurung di bagian bukit yang lain. Tapi, dengan takdir Allah, justru makanan itu jatuh di tempat mujahidin.

Kisah seperti itu yang membuat saya tertarik. Banyak riwayat, tentunya yang shahih, fadhilah, atau keutamaan para syuhada. Dikatakan, begitu darah pertama tertumpah ke bumi, segala dosanya diampunkan. Belum lagi jasadnya jatuh, sudah disambut oleh bidadari, yang wanginya itu melebihi dunia dengan segala isinya. Sesaat sebelum dia terluka, telah ditentukan tempatnya di surga. Makanya, dengan keyakinan itu, orang saya itu tak pernah mundur.

Kapan Anda membaca buku itu?

Saya membaca buku itu sewaktu duduk di kelas 2 SMP. Saya dapat dari sepupu saya, yang juga syahid di Afganistan. Namanya Ahmad Sobari. Saya pun tertarik untuk ke Afganistan. Doa saya terkabul. Saya ke Afganistan pada 1990.

Apa yang Anda dapatkan di sana?

Fikrah. Di sana, saya mendapat banyak perubahan cara berpikir. Dulu, saya sangat senang dengan ajaran Syiah, Mu’tazilah, dan lain-lain yang menggunakan logika sebagai dasar. Dulu, sekalipun hadis itu sahih, jika bertentangan dengan logika, akan saya tolak.

Itu sebelum ke Afganistan?

Ya, sebelum ke Afganistan. Saya bahkan masih mengagumi Amien Rais (mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah—Red.) dan lain sebagainya itu. Setelah saya mengerti, itu semua saya masukkan ke tong sampah sekarang.

Pengalaman apa yang paling membekas?

Saya bertemu dengan orang yang paling dibenci oleh Amerika Serikat, seperti Syekh Abdurrasul Sayyaf (salah satu panglima mujahidin di Afganistan). Walau paling dibenci Amerika, dia adalah orang nomor wahid di Afganistan. Saya terkesima, tapi bukan tersihir. Saya banyak mendapat kebenaran dari dia. Selain itu, banyak juga kawan yang berasal dari Arab. Mereka mengarahkan saya kepada fikrah yang sebenarnya.

Pikiran baru itu langsung Anda terima?

Sebenarnya waktu itu masih ada clash, benturan, di batin saya. Misalnya, waktu itu, saya masih menganggap fikrah (pikiran) jihad itu adalah dakwah. Jadi, ada konflik berat. Tapi, waktu itu, saya membaca sebuah hadis, dan ini juga hadis sahih, bahwa yang terberat itulah yang terbenar. Dan itu pasti dibenci oleh orang-orang kafir. Jadi, saya mulai masuk ke dalam mazhab salafus sholeh (mazhab yang berupaya memurnikan kembali ajaran Quran dan hadis, salah satunya dengan cara mengikuti cara hidup Nabi Muhammad—Red.).

Di Afganistan, Anda juga latihan militer?

Secara fisik, katakanlah, memang ada proses militerisasi. Dalam arti dengan jalan Islami, tidak bercampur dengan teori-teori kafir yang lazimnya boleh langsung tampar jika ada yang salah, atau ditelanjangi. Kami tak seperti itu. Jadi, betul-betul dengan metode on to the heart, masuk ke dalam hati betul. Yang salah paling disuruh baca Al-Quran atau baca hadis, atau hukumannya hanya push up dan lari. Kelihatannya itu memang sepele, tapi itu bisa menyentuh hati.

Kalau jadwal latihan harian?

Tergantung kondisi. Kalau lagi perang, latihan kan tak bisa. Situasional sekali. Tapi kita selalu waspada, alert. Itu wajib.

Pasti Anda punya pengalaman bertempur juga.

Ada. Tapi saya khawatir membatalkan amal saya, jadi tak usah diceritakan.

Berapa lama di Afganistan?

Intensifnya berpindah-pindah. Saya berada di sana selama tiga tahun.

Lalu mengapa sekarang berjuang dengan aksi teror bom?

(Sebutan teror bom) itu propaganda orang kafir. Mereka paling tahu cara membungkam Islam. Memang, dalam perang seperti itu, selalu ada propaganda melemahkan lawan. Kita sampai menyebut hal itu teroris karena ayat dalam Al-Quran yang berbunyi ”sampai mereka merasa takut” diterjemahkan Al-Quran versi Inggris oleh Yusuf Ali sebagai to terrorized, bukan to be afraid. Siapa yang harus dibuat takut? Tak lain musuh Allah, musuh Islam.

Tampaknya Anda sangat terpengaruh dengan konflik di Afganistan dan juga mungkin di Palestina. Apakah Anda akan berhenti kalau konflik itu selesai?

Saya menjawab ini dengan mengutip firman Allah Swt., ”Dan perangilah mereka sampai tak ada fitnah.” Hanya ada satu jalan, yaitu jihad. Ada tafsir dari Ibnu Katsir soal fitnah itu. Pertama, kemusyrikan. Kedua, tidak menegakkan hukum Allah. Jadi, untuk mengeliminasi fitnah itu, hanya ada satu cara, dengan jihad. Bukan lewat pemilihan umum, bukan dengan demokrasi. Itu konsep Barat dan yang sekarang menjadi dien atau agama baru. Lalu banyak umat Islam sekarang yang pengecut. Mereka menyembunyikan hadis sahih. Dalam satu hadis yang diriwayatkan Bukhari-Muslim disebutkan, ”Aku diutus oleh Allah menjelang hari kiamat dengan membawa pedang.” Itu hadis sahih.

Seandainya persoalan umat Islam lebih mendapat perhatian, apakah akan terus menjalankan jihad?

Bukan soal perhatian atau simpati. Kami hanya menjalankan kewajiban syar’i, kewajiban syariat, hanya dengan satu jalan: jihad fisabilillah.

Tapi aksi teror bom itu kan tidak populer?

Ya, memang seperti itu. Saya beri contoh, ada satu pendakwah Islam yang sangat populer sekarang dan disukai oleh semua agama. Saya tertawa. Itu something wrong. Coba kita lihat Muhammad sebelum mendapatkan kenabiannya. Semua orang suka kepadanya dan dia dijuluki ”Al-Amin”. Dari kaum Quraisy sampai Yahudi pun suka dengan dia. Tapi, begitu risalah kenabian datang, namanya berubah menjadi ”Al-Majnun”. Dibilang orang gila, dibilang tukang sihir, memecah belah persatuan. Jadi, memang seperti itu. Pasti dicela dan dimaki. Seperti firman Allah Swt., ”Dia mengutus kamu Muhammad dengan hidayah, untuk dimenangkan, walaupun orang kafir membenci.” Jadi, kebencian itu adalah satu konstanta. Jadi, kalau tak dibenci orang kafir, ya, artinya belum sampai ke tahap itu.

Ganjaran aksi terorisme adalah hukuman mati….

Hukuman mati tak akan menyelesaikan persoalan. Ini cuma setitik debu bagi para mujahid yang masih berjuang di luar. Saya jamin, persoalannya tak akan selesai. Demi Allah, tak akan selesai.

Anda sama sekali tak takut ancaman mati itu?

Alhamdulillah, Allah telah mencabut semua keraguan dan ketakutan di hati saya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/09/10/nrs,20040910-08,id.html

Kumunafikan, Musuh Dalam Selimut

Ditulis oleh alqurandansunnah di/pada Oktober 22, 2008

Salah satu yang berperan untuk merusak dalam perang antara haq dan batil, perang antara Islam dan kufur adalah orang-orang yang mengklaim sebagai muslim dalam rangka untuk menghancurkan muslim dan umat muslim dari dalam. Spesifiknya ketika musuh-musuh tersebut memainkan peranan mereka dari dalam umat muslim karena mereka lebih berbahaya daripada musuh yang bersifat terbuka yang memang musuh (yaitu orang-orang kafir).

Apapun tekanan atau kekuatan dari orang-orang kafir atau dari komplotan mereka tidak pernah menyebabkan kerusakan terhadap kita seperti kerusakan yang berasal dari musuh yang berada dari dalam umat Islam. Sangat penting untuk memperhatikan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada kita tentang bahaya mematikan dari musuh ini. Musuh yang tidak dapat ditahan dengan benteng pertahanan, yang berada dihadapan umat muslim, akan tetapi mereka berada di belakang benteng kita yang dengan mudah bisa menghancurkan kita.

Mereka datang kepada kita dengan nama dien atau mencoba untuk mengidentitaskan sama dengan kita dengan nama nasionalisme atau kesukuan, dengan nama aliran-aliran tersebut dan dengan nama persaudaraan muslim. Orang-orang tersebut menyebabkan kerusakan bagi kita dari dalam tubuh umat. Mereka dapat memberikan serangan terhadap budaya Islam dan identitas Islam, mereka dapat menghancurkan setiap bibit kebaikan dalam umat.

Nifaq Akbar adalah salah satu hal yang menyebabkan keluarnya seseorang dari Islam. Adapun Nifaq Ashgar tidak sampai menjadikan seorang kafir akan tetapi memiliki beberapa sifat dari kemunafikan. Kita lihat bagaimana musuh yang tidak dapat menyerang kita dengan berhadapan secara langsung (face to face). Itulah mengapa mereka selalu mencoba menyerang kita dari dalam, yaitu melalui orang-orang munafiq, yaitu orang yang secara publik menyatakan keislamannya akan tetapi dari sisi dalam atau dalam pribadi kehidupannya secara fakta ia adalah kafir.

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintah menghindari thaghut itu. Dan syaiton bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS.An Nisaa’ ,4:60 )

Ada beberapa tanda-tanda kuat (besar) dari orang munafik dan tanda-tanda lainnya: Bagaimanapun pertanyaan yang sering muncul adalah apa yang seharusnya kita lakukan terhadap mereka bagaimana kita memperlakukan mereka ?

1.

Kita seharusnya mengekspos mereka dan menjauh dari mereka

Baraa’ terhadap mereka. Kita seharusnya tidak memperbanyak jumlah mereka, Allah swt berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata :”Kami beriman “; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu Katakanlah ( kepada mereka ) :” Matilah kamu karena kemarahanmu itu.” Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” ( QS.Ali Imran(3) : 118-119 )

Kamu seharusnya bersikap keras melawan mereka, membenci mereka, menyatakan permusuhan terhadap mereka, menjauhi mereka dan menyatakan bahwa mereka salah.

Orang-orang munafiq adalah musuh kita yang terburuk dan sangat berbahaya, kita harus waspada terhadap mereka dan senantiasa melindungi ummat dari ancaman bahaya yang berasal dari mereka, mereka adalah pengkhianat, orang yang sewaktu-waktu akan berkhianat terhadap kita jika ada kesempatan, kita harus menumbangkan kejahatan mereka yang pertama, kita harus meninggalkan mereka dan aqidah sekuler mereka; kita harus tidak bersekutu/ berteman dengan mereka dan berada dalam organisasi mereka, kita harus menahan diri untuk bekerjasama dengan mereka dan dalam acara penguburan mereka.

Mereka adalah orang-orang yang memakai pakaian yang bagus dan tampak sebagai seorang yang sukses, mereka akan memperlihatkan kekayaan mereka dan kepandaian bicara mereka. Mereka akan memerintahkan kepada perbuatan yang buruk seperti pergulan bebas, asuransi, penggadaian, voting untuk hukum buatan manusia, dan berpartisipasi politik dan mereka akan menggunakan samaran bahkan dengan topeng “Islam”.

Mereka akan melarang kamu untuk berbuat baik, mereka akan melarang Da’wah dan menyalahkan Da’i, mereka akan menyerang jihad dan melabeli para Mujahid. Mereka akan merayakan dan menyatakan kegembiraan ketika para da’i dan para mujahid ditahan.

Sesungguhnya pemandangan-pemandangan tersebut sering kita jumpai, kita ingat pengajaran dari apa yang dilakukan orang-orang kafir seperti peristiwa kolaborasi mereka dengan orang-orang kafir untuk menyerang dan melanggar (kehormatan) rumah Allah di Finsbury Park (London), kita masih ingat bagaimana mereka bergembira ketika Syeikh Abu Hamza, Syeikh Abu Qatadah, Syeikh Faisal dan juga banyak ulama lainnya yang ditahan, kita lihat bagaimana mereka memerintahkan ummat muslim untuk voting bagi partai-partai kufur dalam pemilu dan bahkan mengancam orang-orang yang menolak untuk voting dengan dosa.

Musuh-musuh dari dalam tersebut harus kita waspadai, kita harus membentengi diri dari mereka dan kita harus memboikot mereka dan memberikan peringatan kepada ummat atas bahaya mereka sebelum mereka menyerang kita dengan serangan yang besar seperti yang terjadi di masa lalu kepada ummat muslim.

Ya Allah ! Lindungilah kami dari nifaq dan orang-orang munafiq

Janganlah berkata kepada mereka dengan perkataan “saudara” atau “akhi”, katakana kepada mereka dengan perkataan “Munafiq!” jangan berkata kepada mereka dengan panggilan “Boss”, akan tetapi rendahkanlah mereka.

“ Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” ( QS.An Nisaa’ ,4:105 )

Janganlah duduk bersama dengan mereka, janganlah bekerjasama dengan mereka, janganlah mendukung mereka atau memiliki kecenderungan terhadap mereka.

Perhatian Bagi orang-orang Munafiq

Dia bukanlah mukmin sejati. Dia adalah seseorang yang tidak memiliki kehormatan, tidak memiliki karomah, tidak memiliki respek apapun namanya, dia adalah seseorang yang sangat berbahaya yang melawan umat muslim. Allah swt menggambarkan mereka dalam banyak ayat bahwa, “mereka adalah musuh yang nyata.” Allah swt. tidak mengatakan bahwa mereka adalah asisten dari musuh, tidak juga mengatakan bahwa mereka orang-orang yang berada di antara musuh, lebih dari itu Allah swt mengatakan bahwa mereka adalah musuh. Mereka berpikir bahwa mereka dapat menipu Allah swt dan orang-orang yang beriman, padahal sebenarnya mereka hanya menipu diri mereka sendiri. Allah swt berfirman :

“Mereka hendak menipu Allah swt dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS Al Baqarah(2) : 9).

Pertanyaan yang muncul, bagaimana kita bersikap terhadap mereka ? Khususnya ketika mereka menampakkan keislamannya sedangkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah menghukumi setiap orang hanya dengan apa yang nampak. Perbuatan yang nampak dari orang-orang munafik adalah Islam, itulah mengapa mereka menjadi musuh yang sangat sulit untuk ditemukan.

Kita mengetahui bahwa mereka berada di neraka yang paling bawah akan tetapi bagaimana kita dapat mengenal mereka ? Bagaimana kita bersikap terhadap mereka ? Kita mengetahui bahwa kerusakan besar yang menimpa umat Islam di masa lalu selalu disebabkan oleh tangan-tangan orang munafiq, mereka adalah mayoritas perusak dalam negara Islam. Bahkan di masa Muhammad saw pun dan juga di masa Abu Bakar As Shidiq ra.

Di Masa Muhammad saw

Kita bisa melihat bagaimana penderitaan dan kerusakan yang mereka sebabkan atas umat ini. Kita bisa melihat pada masa Rasulullah Muhammad saw orang-orang munafiq aktif menyebabkan kerusakan atas umat muslim, mereka bahkan mendirikan sebuah masjid untuk menimpakan bahaya dan perpecahan umat muslim; mirip yang terjadi seperti saat ini. Kita melihat semua masjid-masjid dijadikan pos-pos untuk memata-matai umat muslim, untuk memecah belah mereka, untuk mempromosikan kekufuran dan kesyirikan serta menolak jihad dan syariah. Bahkan bangunan-bangunan yang disebut masjid tersebut syarat dengan hukum-hukum kufur yang mereka pegang, memata-matai umat muslim dan melaporkan siapa saja yang dicurigai kepada orang-orang kafir.

Di Masa Abu Bakar ra

Pada masa Abu Bakar ra, walaupun periode kekuasaannya sangat singkat sebagai khilafah, hukumnya sempat dirasakan oleh orang-orang munafiq, orang yang keluar untuk memberontak melawan khilafah.

Secara tiba-tiba mereka (orang-orang munafiq) tidak mau membayar zakat dan Abu Bakar memperlakukan mereka secara keras dan tidak meninggalkan ruangan bagi mereka untuk bernafas. Pada masa Rasullulah Muhammad saw, orang-orang munafiq sangat cemas/takut dan menyembunyikan tindakan mereka dan mengekspos mereka. Dalam surat At Taubah, Allah swt berfirman :

“Orang-orang yang munafiq itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka : ‘teruskan ejekan-ejekanmu (tehadap Allah dan Rasulnya)’ Sesunggguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.” (QS At Taubah(9) : 64).

Itulah mengapa mereka menampakkannya pada masa Abu Bakar. Mereka menampakkannya karena mengetahui bahwa tidak akan ada lagi ayat-ayat yang turun (yang menerangkan dan mengekspos kemunafikan mereka). Jadi mereka menjadi berani dalam kekufurannya.

Kita harus mempelajari dan belajar kembali tentang apa yang Abu Bakar As Shidiq lakukan. Ketika mereka mulai menyatakan niatannya (orang-orang munafik keluar dan berkata) dengan perkataan : “kami tidak mau membayar zakat lagi sebab kami membayar zakat hanya kepada Rasul”. Abu Bakar melihat penyimpangan mereka yang menyebar luas kemana-mana dan dia (Abu Bakar) berkata : ”Demi Allah, saya akan memerangi siapa saja yang tidak menegakkan sholat dan zakat.”

Beliau (Abu Bakar) memerangi mereka di seluruh Jazirah Arab. Beliau mengambil kehidupan mereka, kekayaan mereka dan orang mereka. Beliau membunuh ribuan orang dari mereka dan mengambil kekayaan mereka dan keluarga mereka sebagai rampasan perang hingga mereka dibebaskan dan hingga mereka menyatakan bahwa kematian diantara mereka semua adalah mati jahiliyah dan masuk neraka.

Di Masa Umar Ibn Khattab

Pada masa Al Faruq, orang-orang munafiq mencoba lagi untuk menghancurkan umat muslim dari dalam. Salah seorang laki-laki yang dipanggil dengan Abu Lu’lu’a dan kaumnya datang kepada Umar dan menyatakan bahwa dia ingin memeluk Islam. Abu Lu’lu’a (relaitanya penyembah api) dan 2 orang lainnya menyatakan memeluk Islam kepada Umar Ibn Khattab, kemudian mereka mengkhianati Umar dan menikamnya dari belakang ketika Beliau sedang Shalat Fajr (Subuh).

Di Masa Utsman Ibn Affan Dan Ali Ibn Abi Thalib

rang-orang munafik adalah musuh dari dalam. Mereka gagal melawan Rasulullah saw, mereka mencoba melawan Abu Bakar akan tetapi gagal, mereka membunuh Umar Ibn Khattab dan pada masa Utsman mereka datang lagi. Mereka bergerak dimana-mana dalam sebuah organisasi yang baru, mereka mengatur pemeliharaan organisasi tersebut yang sebelumnya belum pernah mereka atur. Mereka mengikuti Abdullah Ibn Saba’ dan Ibnu Sauda’. Mereka mulai menyebarkan fitnah dan tanpa rasa malu dan takut, mereka secara publik mendeklarasikan bahwa Utsman telah berbuat salah, mereka menyebarkan kepalsuan dan kebohongan.

Orang-orang (munafiq) pada masa itu sama persis seperti apa yang kita dengan saat ini dari mereka. Itu disebakan karena kita tidak mengetahui bahwa mereka adalah orang munafiq. Oleh karena mereka bersuara dan dan kelihatan begitu mengagumkan. Mereka telah mermbunuh Utsman Ibn Affan ra dan darah Utsman tersebar dimana-mana bahkan sampai membasahi mushaf Utsman. Mereka orang-orang munafiq mentarget untuk menjangkau khalifah, orang yang memiliki pengaruh penting tehadap umat, orang yang wajib kita lindungi. Mereka menjangkaunya dari dalam umat muslim dan bahkan telah membuka pintu fitnah yang belum bisa dihentikan hingga saat ini.

Pada periode fitnah terjadi, orang-orang bertanya : “Siapa yang telah membunuh Utsman ?” Mereka ingin menghukum pembunuhnya. Mereka bahkan mengambil ceceran darah di baju Utsman sambil bertanya : ”Siapa pembunuh Utsman ?” Di antara mereka adalah Mua’awiyah Ibn Abu Sufyan, dia menjabat sebagai wali pada saat itu. Dia merasa sebagai wali dari Utsman karena masih keluarga dekat Utsman. Beberapa sahabat pergi dengan Mu’awiyah untuk mencari pembunuh Utsman, dia menyatakan Baraa’ atas pembunuh Utsman dan mengatakan bahwa mereka seharusnya menunggu sampai mereka menemukan pembunuhnya. Ini adalah fitnah yang disebabkan oleh orang-orang munafiq. Sahabat besar Rasul pun tidak selamat dari fitnah tersebut, bahkan juga mengenai Umar Ibn Khattab, Aisyah, Ali, Mu’awiyah (semoga Allah meridloi mereka semua).

Dalam periode fitnah ini semua sahabat yang haq dihasut oleh orang-orang munafiq akan tetapi Ali lebih dekat kepada haq. Ali berkata kepada Hasan, “Ayahmu berharap mati beberapa tahun yang lalu (sebelum terjadi fitnah)” Hasan berkata : “Kamu menggunakannya untuk melarangku untuk mengatakan sesuatu.” Beliau menjawab, “Saya tidak tahu tentang itu, buanglah jauh-jauh.”

Anda lihat bukan, betapa beratnya kerusakan yang disebabkan musuh dari dalam ummat ini ???

Di Masa Setelah Khulafa

Bahkan setelah masa khulafa, orang-orang munafik tidak dapat ditahan lagi, Ibnu Katsir meriwayatkan tentang orang-orang munafik.

Al Musta’sim Billah memiliki para pembantu (menteri) yang disebut Al Alqami. Ibn Al Alqami adalah seorang yang munafiq, Raafidi Ithna ‘ashari (orang-orang musyrik dari syi’ah memfitnah sahabat). Dia melakukan penyimpangan yang sangat besar tetapi dia menunjukkan kepada orang-orang bahwa dia adalah seorang laki-laki yang menegakkan sholat dan seorang yang sholeh. Dia adalah seorang yang menulis surat kepada Hulaqu (seorang raja dari orang-orang kafir). Dia menulis kepadanya : “saya membantumu untuk menaklukkan seluruh daerah Bahgdad dengan syarat kamu meruntuhkan khilafah umat muslim.”

Tidak seperti Allawi saat ini, mereka membantu orang-orang kafir untuk masuk ke negeri-negeri muslim guna memerangi orang-orang muslim. Kita melihat Raafidhah-taa’ifatu Syirki (sebuah golongan yang syirik, politeisme), orang-orang tersebut melakukan perzinahan dan kawin Mu’tah (pernikahan secara temporal). 99% dari apa yang mereka katakan adalah bohong dan 1% adalah Taqiyah (bentuk lain kebohongan dan kemunafikan, berkata dengan lisan apa yang tidak diimani dalam hati).

Setelah itu, Hulaqu datang ke Bahgdad untuk membantu musuh dari dalam. Orang-orang kafir masuk dan membunuh khalifah dan juga membunuh banyak kaum muslimin. Ibn Al Alqami berpikir bahwa dengan mengijinkan dan membantu orang-orang kafir unruk melakukan (pembunuhan) maka mereka dapat membersihkan sunni di Iraq dan menegakkan Negara Syi’ah, Negara Raafidi, dll. Dia berkomplot dan merencanakan melawan umat muslim. Dia menemui Khalifah dan menasehatinya untuk membebaskan 15.000 tentara pasukan. Dia menyatakan bahwa pembiayaan tentara sejumlah itu membutuhkan biaya yang tinggi, jadi tidak perlu untuk mempertahankan mereka. Dia terus berusaha membujuk Khalifah sampai kahalifah menyetujui sarannya untuk mengijinkan tentara pulang ke rumah mereka masing-masing. Setelah beberapa bulan Ibn Al Aqami kembali dan menyarankannya untuk membebaskan 20.000 tentara dan sekali lagi Khlaifah dengan bodoh mengambil/menuruti sarannya. Hal yang terburuk lagi yaitu Ibn Al Aqami secara pribadi memilih pejuang-pejuan (tentara) terbaik dan mengambil senjata-senjata mereka pula dari mereka serta memulangkannya.

20.000 tentara yang dia bebaskan setara dengan sejuta tentara Tar-Tar, sebab mereka berani dan siap untuk berperang. Ibn Al Aqami membebaskan lebih banyak tentara lagi hingga hanya tertinggal 10.000 orang laki-laki yang tersisa. Sekali lagi dia menyempurnakan konspirasinya. Dia menulis kepada Hulaqu dan menginformasikan kepadanya bagaimana keadaan Baghdad sekarang yang hanya memiliki tentara yang tidak lebih dari 10.000. Dia menginstruksikan kepadanya untuk datang dari arah utara Baghdad dan dia akan membagi tentara ke penjuru Selatan dan Timur.

Seperti Syi’ah di Baghdad saat ini, orang-orang munafiq di Iraq menginstruksikan kepada AS tentang bagaimana cara untuk masuk Iraq dan mengambil alih (menguasai) Iraq. Serupa dengan bangsa Tar-Tar yang datang dengan 300.000 tentara melawan 10.000 tentara umat Islam. Walau pun keadaan merugikan umat Islam, peperangan dilakukan secara ikhlas dan keras oleh umat muslim. Mereka berusaha untuk menangkap dan membunuh orang-orang kafir, sampai-sampai Ibn Al Aqami berpikir bagaimana Hulaqu bisa mengalahkan kaum muslimin. Dia berkata kepada mereka untuk memotong jalan air dan membuat banjir area tersebut untuk menghentikan para mujahidin dengan membuat lumpur yang dalam. Ibn Al Aqami adalah salah seorang pengkhianat yang menggunakan segala cara untuk menghancurkan umat muslim dari dalam. Hulaqu datang ke

Baghdad pagi-pagi sekali dan mulai membunuh para wanita, anak-anak orang tua, serta mereka memperkosa dan membunuh umat muslim. Pembunuhan masal Iraq, serupa dengan pembunuhan masal di Fallujah dan Basrah saat ini. Mereka mendatangi ruangan Khalifah dan tentara-tentaranya menghampiri Khalifah dan menendang Khalifah dalam tendanya dengan sepatu mereka hingga tulang-tulangnya patah. Lalu mereka naik ke atas kuda kemudian mereka menendang-nendangkan kudanya ke Kholifah hingga Kholifah meninggal.

Mereka tidak meninggalkan seorang pun untuk hidup. Mereka meneruskan pembunuhan mereka dan membakar segala sesuatu yang ada selama 40 hari, hingga tidak ada yang tersisa sedikitpun. Ibnu Katsir menggambarkan Bahgdad menjadi penuh dengan mayat hingga menimbulkan bau yang menyebabkan sulit untuk bernafas dan menyebabkan tersebarnya penyakit yang banyak menghantarkan kematian. Kemudian dinyatakan bahwa Bahgdad berada di bawah kontrol Tar-Tar, kekacauan terjadi dimana-mana, tidak ada seorang pun yang bisa mengenali saudaranya sendiri atau ibunya disebabkan tubuh-tubuh mereka semua sudah terpotong-potong sangat buruk dan membusuk.

Setelah semua berjalan lancar, hulaqu memanggil Ibn Al Alqami. Dia adalah seorang yang licik dan dia mengetahui orang yang munafik tidak dapat dipercaya. Dia berkata : “saya tidak melihat apapun yang layak untuk kerjasama denganku kecuali membunuhmu dengan cara yang sangat buruk.” Karena kemunafikannya, mereka menggantungnya dari arah kakinya kemudian setiap orang memotong tubuhnya dengan potongan-potongan dan itulah akhir dari nasib orang-orang munafik. Kejadian ini sama dengan yang dialami dengan kekhalifahan Utsmani dan kita bisa melihat mereka membuat makar lagi dan lagi, kita juga bisa melihat bagaimana mereka memerangi kita dengan bersekutu dengan kelompok utara untuk berperang melawan mujahidin di Afganistan.

Ketika kita berbicara dengan orang-orang munafik atau orang-orang murtad, kita berbicara tentang musuh dari dalam. Kecuali kalau kita mengambil sikap terhadap mereka karena kita berada pada posisi yang berbahaya. Kita memiliki tanggung jawab. Kita tidak dapat membiarkan mereka (orang-orang munafik) atau acuh tak acuh terhadap mereka; bahkan kita harus waspada terhadap mereka dan mengambil sikap terhadap mereka.

Tanda-tanda Munafiq

Kita mengetahui kemunafiqan dari tanda-tanda yang pasti dan kewajiban kita untuk mengungkapkan kemunafiqan. Perbuatan-perbuatan seseorang akan menyatakan apakah dia adalah seorang yang munafiq atau tidak, Allah swt. mengajarkan kepada kita bagaimana cara mengetahuinya, bagaimana memperlakukannya dan bagaimana memberikan peringatan kepada orang-orang tentangnya.

Salah satu dari tanda-tanda mereka adalah mereka tidak berani menyatakan realita pendiriannya ketika kaum muslimin sedang kuat atau memiliki kekuasaan, adapun jika kaum muslimin berada pada posisi yang sedikit dan lemah, mereka akan nampak begitu kuat dengan ide-ide mereka.

1. Ketika kaum muslimin lemah mereka berbicara tentang penyimpangan-penyimpangan mereka.

Semua orang-orang munafiq tidak pernah menampakkan permusuhannya secara publik di masa lalu, orang seperti Iqbal Sacranie (pimpinan Islam Liberal di London) tidak pernah menampakkan wajah mereka sebelumnya, kecuali hingga 9 Nopember. Setelah itu mereka semua menampakkan diri secara terbuka mengekspos diri mereka sendiri, mereka adalah salah satu dari apa yang difirmankan oleh Allah swt :

”Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS-Al Baqarah, 2;10 )

Mereka tidak berbicara benar: itulah kenapa jika kamu adalah seorang muslim, maka kamu harus menampakkan secara terbuka dan jelas tentang kebenaran, kamu tidak seharusnya diam, jika kamu berbuat demikian maka kamu akan nampak seperti orang yang munafiq walaupun kamu tidak demikian. Allah swt berfirman,

“Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah,maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itulah orang-orang yang fasik.” ( QS.At Taubah(9) : 67 )

2. Jika orang-orang kafir berkuasa, mereka akan menampakkan (kemunafiqannya) dan mereka akan menyatakan kesetiaannya kepada orang-orang kafir dan bara’ (memusuhi) atas umat muslim, Allah swt. berfirman :

“( yaitu ) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin.” ( QS.An Nisaa’ ,4:139 )

3. Ketika orang-orang kafir berkuasa, mereka berkomplot melawan ummat muslim itulah salah satu sifat orang munafik yang nampak, disebabkan mereka berkuasa, mereka selalu menggunakan kekuasaannya itu untuk menyerang dan menimpakan bahaya atas umat muslim, Allah swt berfirman,

“Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin) dan karena kekafiran (nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rosul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah :”Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta ( dalam sumpahnya) .” (QS.At Taubah(9) : 107 )

4. Mereka mengambil barang rampasan dari ummat muslim

Mereka mengambil kekayaanmu, mengambil masjid mu, mereka (orang-orang munafik) ingin mengambil semua yang kamu (muslim) miliki dan mereka akan melakukan apa saja untuk menguasaimu. Mereka bahkan menyatakan bahwa semua kejahatan yang mereka lakukan adalah untuk Islam “.Allah swt berfirman :

“(yaitu ) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu ( hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata :”Bukankah kami ( turut berperang ) beserta kamu ?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata :”Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang yang beriman ?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (QS.An Nisaa’(4) : 141)

5. Apabila ummat muslim mendapat kebaikan mereka akan bersedih dan apabila mereka mendapatkan serangan mereka akan sangat bergembira

Ketika orang-orang munafik menahan orang-orang muslim, ketika mereka menggerebek rumah-rumah kita maka mereka akan bahagia: akan tetapi ketika orang-orang munafik mendengar kemenangan para mujahid, dalam operasi Jihad dan juga mendengar orang-orang kafir terbunuh di Iraq atau Afghanistan maka mereka akan bersedih. Allah swt berfirman:

“jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” ( QS.Ali Imran(3) : 120 )

6. Mereka akan selalu menyatakan kepadamu bahwa tidak ada Jihad

Mereka berharap untuk dapat menakut-nakuti orang-orang dan menempatkan para mujahid ditingkatan yang paling bawah (merendahkan mereka; mereka akan melaporkan para mujahid kepada orang-orang kafir dan menyerukan kepada yang lainnya untuk mengerjakan hal yang sama, jika kamu meminta mereka untuk datang ke medan jihad. Mereka tidak akan datang, dan jika perang, mereka tidak akan mendukung dan jika mereka mendukung maka mereka akan lari meninggalkan medan jihad, Allah swt berfirman,

“jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan diantaramu; sedang diantara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” (QS.At Taubah(9) : 47 )

Mereka tidak ingin berperang dan mereka akan menyalahkanmu atas segala sesuatu yang terjadi. Allah swt berfirman,

“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rosullulah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata :”Janganlah kamu berangkat (pergi berperang ) dalam panas terik ini “,Katakanlah :”Api neraka jahanam itu lebih sangat panas (nya )”, jikalau mereka mengetahui.” ( QS.At Taubah(9) : 81 ) 7.

7. Orang-orang munafik tidak ingin berhukum kepada Syari’ah Islam Mereka hanya menginginkan berhukum kepada pengadilan Kufur dan itulah tanda yang kuat atas kemunafikannya. Mereka menolak syari’ah: mereka menolak hukum yang sesuai dengan Islam. Jika Syari’ah mengatakan untuk mengenakan khimar dan jilbab, melarang pergaulan bebas, melarang riba, melarang judi maka mereka akan menolak apa saja yang dikatakan oleh syari’ah, Allah swt menggambarkan mereka.

Musuh yang nyata bagi kita adalah musuh dari luar dan bukan musuh yang berasal dari dalam. Sebetulnya mereka (orang-orang kafir) telah mengetahui fakta bahwa mereka tidak akan pernah dapat mengalahkan kita secara langsung atau dengan kekuatan militer, mereka tidak dapat mengalahkan kita kecuali dari dalam.

Di masa lalu, beberapa kali kesempatan mereka mencoba memerangi kita secara militer, umat muslim tidak bisa dikalahkan. Dalam kenyataan yang kita temukan kita ternyata dapat dikalahkan dan fakta yang ada menunjukkan kekalahan tersebut dikarenakan serangan yang berasal dari dalam.

Ketika musuh mengetahui realita ini, mereka pergi ke orang-orang yang berada di tengah-tengah kita, yaitu orang-orang yang murtad, orang-orang munafiq, orang-orang sekuler, dll. Mereka adalah alat pemukul yang digunakan orang-orang kafir untuk menghancurkan kita dari dalam. Itulah kenapa musuh yang berada di luar kita tidak menginginkan berhadapan dengan kita secara langsung, akan tetapi justru mereka mulai mempercayakan kepada musuh kita dari dalam untuk memerangi kita.

Itulah kenapa kita berada pada posisi yang sangat berbahaya kecuali kalau kita mengambil sikap terhadap musuh yang berasal dari dalam ini. Kita lihat mereka, bagaimana mereka menjual agama mereka sendiri dan kehormatan mereka dengan harga yang sangat murah. Di masa lalu, Baatinis, Alqamis, Raafidis adalah musuh dari dalam. Musuh-musuh tersebut berasal dari orang-orang munafiq yang selalu mencoba menyebabkan kerusakan terhadap umat muslim. Kita lihat bagaimana mereka keluar dengan bangga dan bersuara dengan lantang menyuarakan pengkhianatan mereka. Mereka orang yang mendapat tanggapan baik dari orang-orang kafir, itulah sebabnya mereka menjadi orang yang mewakili kekufuran dan kesyirikan dan wakil dari orang-orang musyrik.

Kemunafikan

Orang-Orang Munafik

Kita memiliki banyak musuh dari dalam yaitu orang-orang yang murtad, orang-orang munafik, orang-orang sekuler dan atheis. Kita juga memiliki golongan-golongan yang menyimpang (meski pun kita tidak melihat banyaknya golongan yang menyimpang sebagai musuh seperti Ash’aris, Maturidis kecuali kalau mereka menjadi orang-orang yang munafik). Salah satu dari musuh-musuh tersebut adalah orang-orang munafik.

Jadi siapakah orang-orang munafik itu ? Sesungguhnya mereka memiliki banyak karakterisitk. Mereka adalah bentuk manusia yang memiliki kepribadian yang sangat komplek. Mereka mengenakan topeng dan hidup di antara umat muslim. Tujuan utama mereka adalah menghancurkan kesatuan muslim untuk menghancurkan umat dari dalam. Apapun yang mereka nyatakan dan apapun yang mereka tunjukkan kepada kita sesungguhnya mereka sesat, merupakan musuh, mereka menyebabkan penyimpangan dan kerusakan atas kehormatan dan kekayaan umat islam. Allah swt. telah menginformasikan kepada kita tentang orang-orang munafik, bagaimana kita kadang-kadang terkecoh oleh penampilan mereka, status mereka dan kepandaian mereka dalam berpakaian. Mereka berbicara tentang Islam akan tetapi menyebut semua kekufuran dan kesyirikan dalam pembicaraan mereka. Allah swt berfirman :

“dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang bersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah (musuh yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sempat dipalingkan dari kebenaran ?” (QS Al Munafiqun(63) : 4)

Mereka adalah musuh, orang yang kamu kagumi, mereka berbicara dan mencoba untuk meyakinkan kamu supaya berbuat kekufuran dan mereka akan mencoba meyakinkan kami untuk mematuhi Ratu (dan penguasa-penguasa murtad lainnya), untuk voting pada hukum buatan manusia, untuk berpartisipasi dalam demokrasi.

Allah memberi peringatan kepada kita bahwa mereka adalah musuh dan kita mesti berhati-hati terhadap mereka. Sesungguhnya orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada satupun yang bisa menyesatkan; jika tidak ada Iman maka tidak ada Islam, sehingga seseorang tidak bermakna apa-apa melainkan di dalamnya terdapat kemunafikan yang menjadikannya kafir, adapun jika di sisi luarnya dia menunjukkan keislamannya, mereka menyatakan keimanannya akan tetapi dalam hati mereka kufur, maka ia adalah Fusuq dan Fujur.

Orang munafik adalah seseorang yang sisi luarnya tidak sama dengan apa yang ada di dalamnya. Kemunafikan dapat dibagi menjadi dua :

1. Nifaq Akbar

2. Nifaq Asghar

Bom, Prespektif Islam

Ditulis oleh alqurandansunnah di/pada Oktober 22, 2008

Saat ini, masyarakat mulai mendiskusikan hukum pengeboman terhadap properti, mobil dan tempat-tempat umum lainnya, dan kami mendengar beberapa pendapat yang menarik bahwa pengeboman dan peledakan tersebut bukan “jalan penyelesaian masalah” atau “kebangkitan”.

Itu adalah pendapat yang sangat menarik, tapi tidak fair, ini adalah sebuah penilaian (analisis) yang tidak adil dari para ‘pengamat’ Islam. Peledakan-peledakan tersebut hanyalah sebuah ikhtiar, dan bukanlah jalan hidup atau metode mencapai tujuan.

Oleh karena itu hukum dari ikhtiar tersebut akan sama dengan hukum dari target dan tujuannya.

Pengeboman punya sebuah tujuan. Memiliki buah dan hasil serta dalil. Ini berbeda dengan apa yang orang simpulkan tentang tujuan pengeboman. Ini bukanlah persoalan benar salah ataupun fair tidak fair bagi seseorang menerima bahwa hukumnya semata-mata berdasarkan upaya untuk menyempurnakan tujuan.

Jika kita menghubungkan persoalan ini dengan setiap persoalan agama, ini hanya akan menyebabkan kebingungan dan terjebak dalam diskusi yang menghabiskan waktu dan tiada ujung pangkal.

Tidak ada keraguan lagi, bahwa akibat dari pengeboman pastilah ada pembunuhan dan kerusakan, beberapa membunuh dengan haq dan sebagian tidak. Sebagai contoh, membunuh seorang Muslim tanpa haq (diharamkan), kecuali dengan alasan yang dibolehkan Islam, seperti ; merajam pezina (muhson), membunuh orang murtad dan menghukum tindakan kriminal, dan lain-lain.

Sedangkan bagi orang kafir, hidupnya tidak memiliki kesucian tanpa memiliki perjanjian damai (dengan khalifah) baik sebagai musta’man maupun dzimmi, meskipun aslinya (orang kafir) tidak memiliki kesucian.

Beberapa peledakan yang tidak didasarkan pada kebenaran (haq) tidak menyebabkan apa-apa kecuali fasad dan kehancuran, akan tetapi peledakan yang didasarkan pada kebenaran (haq) memiliki akibat besar bagi ‘kebangkitan’ dan penyelesaian masalah. Sebuah pengeboman bisa jadi dipuji oleh Allah SWT atau sebaliknya, dilaknat Allah SWT.

Oleh karena itu, untuk mengeluarkan istilah dan argumen baru, mengatakan bahwa itu karena korupsi, perpecahan, dan sebagainya hanya akan menambah kebingungan masyarakat. Orang yang mendiskusikan isu ini harus menggunakan ilmu dan menghindarkan kebingungan masyarakat yang mudah tergelincir oleh perasaannya dan argumen yang menakjubkan.

Mereka (orang-orang yang menggelincirkan umat) menyebarkan kebusukan mereka di tengah-tengah masyarakat, seperti menyebarkan ide-idenya , yaitu ; sekularisme, pluralisme, kasih dan damai untuk sesama, dan sebagainya serta mempropagandakan seruan tersebut sehingga jiwa masyarakat terperangkap olehnya.

Sebuah contoh dalam persoalan ini adalah seseorang yang berbicara dan menyeru orang untuk melawan dakwah, menyatakan bahwa dakwah adalah jembatan menuju Jahannam. Ketika seseorang menuduh mujahidin dan mengutuk mereka sebagai teroris, fundamentalis dan esktrimis, maka sebenarnya mereka sendirilah yang menyeru kepada pintu-pintu neraka Jahannam (du’atun ila abwabi jahannam) sebagaimana yang tertera dalam hadits mulia yang diriwayatkan oleh Hudzaifah Al Yaman. Lalu, dapatkah orang-orang tersebut (dua’tun ila abwabi Jahannam) mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari Kiamat nanti ? Ingatlah firman Allah SWT :

“Sesungguhnya syetan-syetan itu mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Faathir (35) : 6)

Sementara ada penyeru yang menyeru kepada kebenaran (haq) dan mereka berada dalam jalan menuju surga, dan ada juga yang menyeru kepada kemungkaran dan mereka berada di jalan menuju Jahannam. Pengebom itu memiliki dua tipe tersebut. Kita harus tahu apa tujuan dan arah operasi mereka? Siapa yang menjadi target dan siapa yang akan dibunuh? Apakah tujuannya mencari ridha Allah SWT ? Apakah targetnya orang Islam atau orang kafir ? Apakah tujuannya membunuh kaum Muslimin atau berperang melawan para agresor ?

Ada banyak pintu menuju surga, salah satunya adalah babul Jihad (pintu jihad). Orang-orang yang haq akan mendapatkan “Izzah” dan kehormatan melawan musuh dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan menjanjikan mereka surga dan kemuliaan.

Orang-orang yang mengutuk penyerangan-penyerangan tersebut tidak pernah berhenti berpikir, baik tentang tujuan pengeboman maupun targetnya. Masyarakat (dilandasi perasaan dan rasio semata) mengutuk pengeboman-pengeboman yang terjadi dan tidak pernah berpikir mengapa tempat-tempat tersebut menjadi target pengeboman. Masyarakat bahkan mulai bertanya, “Dapatkah kita menggunakan bom bunuh diri di Palestina ?”

Allah SWT memerintahkan kita untuk menakuti dan menggentarkan orang-orang kafir, musuh Allah dan kaum Muslimin. Allah SWT berfirman :

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu…” (QS Al-Anfal (8) : 60)

Tidak ada keraguan lagi, bahwa pengeboman terhadap orang-orang kafir di negeri-negeri kaum Muslimin dan negeri-negeri kufur akan menggentarkan mereka, menakuti mereka dan menjerakan mereka dari menyerang kita lagi.

Kita lihat dewasa ini bahwa tidak ada yang mengguncangkan musuh kecuali penyerangan dan pengeboman dan kekerasan, untuk mencari ridha Allah. Di Palestina, orang Yahudi merasa menderita dan seolah-olah berada di neraka karena secara terus-menerus, setiap hari terjadi penyerangan dan operasi. Akan tetapi mereka (Yahudi) tidak pernah merasa khawatir atau ngeri karena demonstrasi yang dilakukan oleh kaum Muslimin di London, atau di Jakarta .

Kalau kita melihat pria-pria pemberani di abad ini dan pahlawan-pahlawan umat di abad ini, seperti : Abdullah Azzam, Khattab, Muhammad Al Shihri, Ahmad Al Haznawi, Sa’id Al Ghaamidi, Syekh Abul Abbas Al Januubi, Syekh Osama bin Laden, Khalid Ayyash dan masih banyak lagi, orang-orang ini tidak pernah menjadi pahlawan besar, kecuali melalui pemahaman tentang jihad.

Terlihat bahwa seseorang yang ingin menyebarkan ide bahwa pengeboman bukan jalan untuk kebangkitan atau pendekatan rasional hanyalah mencoba menyebarkan pandangannya untuk mengembangkan tarbiah dan pendidikan untuk membangkitkan umat.

Memang, kenyataannya kita mengetahui pentingnya tarbiah dan pendidikan, khususnya untuk memurnikan akidah dalam tubuh umat, untuk memurnikan tauhid dan mengajarkan umat untuk menolak thagut, membangun mereka dalam wala’’ dan bara’, akan tetapi tidak menyangkal seruan jihad dan memerangi agresor, mempertahankan hidup, kekayaan (harta) dan kehormatan kaum Muslimin dengan kehidupan dan tubuhnya. Ini tidak dapat dihentikan (seruan untuk menghentikan agresi melawan kaum Muslimin).

Terlihat bahwa mereka ingin kita melawan agresi dengan diskusi penuh kedamaian dan dengan selebaran-selebaran. Sangatlah aneh seseorang yang berpikir demikian. Dapatkah mereka benar-benar meyakini apa yang mereka katakan ? Atau tidakkah mereka mengerti kebodohan seruan mereka dan tentang apa mereka menyeru kita ?

Bukanlah Allah yang menyeru kita kepada kebodohan-kebodohan, ini hanya tentang kecenderungan dan kecintaan kita kepada dunia dan kebencian kita kepada kematian, sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang menggambarkan kondisi umat Islam seperti buih di lautan. Sejarah menceritakan kepada kita beberapa fenomena ketika kita melihat sejarah Bani Israel dan janji kemenangan dan desakan setelah itu, agar mereka meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama mereka. Kita mendapatkan kemiripan, ketika kita tidak mau mengubah kondisi kita, ‘kebiasaan-kebiasaan’ buruk yang kita lakukan.

Kejadian di masa lalu ketika kaum Tartar yang ingin menduduki tanah-tanah kaum Muslimin selama bertahun-tahun. Meskipun demikian orang-orang tidak bergerak untuk menarik urat saraf untuk melawan mereka. Kejadian serupa terjadi di Al-Sham (tempat konferensi-konferensi Islam dilaksanakan), ketika terjadi pendudukan oleh orang-orang kafir. Pada waktu itu penguasa di sana mengirim banyak ulama dan memotivasi mereka untuk berjihad, dan tentu saja hal ini tidak membantu kecuali sedikit.

Apakah keanehan ini masih terjadi sekarang, jika masyarakat menjadi penakut dan tidak merespons seruan jihad atau menyeru perang, kemudian apa yang akan mereka lakukan jika ‘tokoh-tokoh’ mereka menanamkan pada mereka kehinaan dan kekalahan ? Jika mereka menyiapkan kebangkitan dengan slogan mereka tentang reformasi dan perdamaian ? Itulah mengapa masyarakat mulai berkata “ Ini bukan saatnya berperang, ini saatnya islah dan reformasi.”

Kita berdoa kepada Allah agar masyarakat mengerti bahwa jihad dan makna jihad memiliki status hukum yang sama. Kita juga berharap agar masyarakat mengerti bahwa mereka-mereka yang berjihad telah memutuskan dan mengerti arti jihad, apakah itu bermanfaat atau tidak. Kita berdoa kepada Allah SWT agar menjaga kita tetap teguh dalam Islam ini dan memiliki ‘keberanian’ melawan kebatilan dan mencegah kita dari kebingungan dan keraguan. Amin.

Terorisme (Al Irhaab) Trend Abad ke-21

Ditulis oleh alqurandansunnah di/pada Oktober 22, 2008

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

“Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir (Nasrani, Yahudi, Musyrik, Orang-orang murtad, dll) rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak meurunkan keterangan tentang itu.” (Q.S Ali Imran, 3: 151)

Dalam ayat ini. Allah SWT secara jelas menginformasikan kepada kita bahwa Dia akan menteror dan akan memasukkan teror ke dalam hati orang-orang kafir yaitu non muslim karena kesyirikan yang mereka lakukan, menyekutukan Allah dengan yang lain. Bentuk syirik (mengadakan tandingan dengan Allah) bisa berupa voting (memilih) hukum buatan manusia, berhukum pada konstitusi kufur (non Islam), mengatakan bahwa Allah memiliki seorang anak laki-laki, berhukum pada PBB dan lain-lain. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa orang-orang non muslim akan hidup dalam ketakutan dan teror karena mereka menyekutukan Allah dengan Tuhan-tuhan yang palsu yang tidak akan dapat memberikan manfaat kepada mereka atau dapat menolak bahaya dari mereka. Mereka menyembah hawa nafsu mereka sendiri, hukum di negaranya, berhala, orang-orang alimnya, pendeta-pendeta, dan lain-lain. Karena ini adalah kejahatan yang besar maka Allah bersumpah untuk menteror mereka.

Lebih lanjut, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu mengantarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya ; sedang Allah mengetahui.” (Q.S Al Anfaal,8:60).

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menteror (turhibun) musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kita, dengan menyiapkan perlengkapan seperti artileri, kekuatan dan senjata yang dapat kita persiapkan. Dalam ayat itu, Allah secara langsung memerintahkan kepada kita untuk menggunakan terorisme dalam melawan para aggressor dan musuh-musuh Allah, segala puji hanya bagi-Nya.

Aksi penyerangan yang dilakukan oleh Mujahidin melawan musuh-musuh Allah di berbagai tempat seperti di New York, Wahshington, Bali, Turki, Riyaad, dan Madrid, sesungguhnya aksi-aksi tersebut adalah aksi Terorisme (Al-Irhaab) dan orang yang melakukan penyerangan tersebut adalah seorang teroris. Sebagaimana aksi penyerangan yang dilakukan oleh AS, UK (Ingggris) dan kekuatan koalisinya di berbagai tempat seperti Afghanistan, Palestina, Chechnya, Iraq, Khasmir, dan lain-lain. Sesungguhnya itu adalah aksi terorisme terhadap wanita, anak-anak dan orang-orang yang sudah tua. Keduanya merupakan aksi terorisme yang digunakan untuk mempropagandakan ideologi dan memasukkannya ke negara lain di dunia, lalu siapa pelaku kriminal yang sebenarnya?

Ada dua tipe terorisme, satu tipe dipuji Allah SWT dan satunya dicela dan layak mendapat hukuman yang berat di kehidupan ini dan akhirat kelak. Penyerangan bentuknya juga ada dua, yaitu satu bentuknya pro kehidupan dan satunya melawan kehidupan. Adapun penyerangan yang dilakukan oleh AS dan Inggris di Afghanistan dan di Iraq adalah bentuk penyerangan yang melawan kehidupan karena mereka menyerang wanita-wanita muda, anak-anak dan orang-orang tua. Bentuk terorisme yang digunakan AS, Inggris dan sekutu-sekutunya sesungguhnya merupakan bentuk agresi, kejahatan, penyimpangan dan kedzoliman yang layak mendapatkan hukuman yang berat dan mendapat penghinaan dari Allah karena bentuk terorisme yang mereka lakukan secara langsung telah menteror ummat dalam hal kesucian kehidupan mereka, kekayaan dan tanah milik mereka (yaitu muslim). Adapun terorisme yang digunakan oleh Mujahidin adalah terorisme yang terpuji, mulia dan bentuk terorisme yang diberkahi Allah karena terorisme tersebut melawan orang-orang yang tidak memiliki kesucian atas kehidupan mereka, orang yang mendukung agresor (penjajah) dan penguasa yang dzolim serta orang-orang yang menyebarkan kemungkaran dan kejahatan di muka bumi. Terlebih lagi terorisme tersebut dalam rangka menjalankan perintah Allah, Dzat yang telah memerintahkan orang-orang beriman untuk menteror musuh-musuh-Nya.

Aksi-aksi penyerangan yang dilakukan oleh Mujahidin dalam rangka melawan orang-orang yang mendukung Thagut, menyembah dan mematuhinya, juga digunakan untuk melawan orang-orang yang tidak memiliki perjanjian keamanan dengannya. Islam tidak membenarkan adanya penghianatan yaitu hidup di tengah-tengah orang dimana kamu memiliki perjanjian keamanan lalu membunuhnya dan mengambil hartanya seperti orang-orang yang memiliki kewarganegaraan atau perjanjian dengan rezim dimana mereka hidup dalam suatu negara seperti AS, Inggris, Spanyol, Italia, dan lain-lain (karena berbeda halnya dengan hidup di bawah penguasa muslim yang murtad di negeri muslim). Secara lengkap dilarang melaksanakan aksi penyerangan melawan orang (yang mereka memiliki perjanjian dengannya), secara fakta itu adalah dosa besar dan dianggap sebagai bentuk penghianatan dalam Islam.

Definisi terorisme menurut orang-orang kafir adalah tidak relevan (tidak berhubungan) dan tidak signifikan bagi orang muslim. Ini disebabkan karena kita hanya merujuk pada Islam sebagai maraji’ (referensi) yaitu poin rujukan dan furqon (kriteria pembeda antara yang hak dan yang bathil). Dalam kasus definisi mereka terorisme juga diaplikasikan kepada mereka sendiri sebagaimana mereka telah mensistem untuk melakukan aksi penyerangan melawan orang-orang yang tidak berdosa untuk membenarkan politik mereka sendiri.

Ummat muslim seharusnya tidak boleh takut untuk dikatakan sebagai teroris, fundamentalis, dan ekstrimis. Pertama itu merupakan bagian propaganda orang-orang kafir melawan Islam dan kaum muslimin, juga digunakan melawan Rasulullah Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya, mereka adalah orang-orang yang dilabeli sebagai teroris, ekstrimis, ahli magic, pembohong dan ahli sihir! Kedua, karena itu adalah hal yang benar, kita adalah teroris sebagaimana Allah telah memerintahkan kapada kita untuk menggunakan terorisme. Kita juga adalah orang fundamentalis karena kami merujuk pada fundamental (dasar-dasar fondasi) dari Islam seperti Tauhid dan sebagai seorang yang ekstrimis karena sejak awal kita sangat ekstrim melawan pornografi, alkohol, klub-klub malam, kedzoliman, kekejaman, penyimpangan, kejahatan, dan lain-lain, yaitu hukum buatan manusia.

Ummat muslim seharusnya sadar bahwa oang-orang kafir akan selalu bermain-main dengan terminologi perang dalam rangka untuk membungkam orang-orang beriman dan menjadikan kita tampak sebagai agresor. Bagaimanapun, ini tidak akan berpengaruh kepada Mujahidin (orang-orang yang mencintai Allah lebih daripada siapapun dan tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun) karena mereka sadar bahwa kita ini berada dalam perang antara Islam dan kekufuran, kebenaran akan selalu berada diantara golongan minoritas. Allah SWT berfirman :

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Q.S Al Anaam,6:116).

Kecintaan dan ketakutan mereka hanya pada Allah, Allah melarang mereka untuk takut kepad orang-orang kafir dan propagandanya. Mereka tetap teguh dalam masa yang krisis dan sulit ini, selalu memohon kepada Allah untuk mendukung dan memberikan kemenangan padanya (bukan pada PBB atau anggota parlemen). Mereka mengetahui Tuhan yang mereka sembah (nama-nama dan sifat-sifat-Nya) dan memahami kebenaran dari makna Laa Ilaaha Illallah, meninggalkan hawa nafsu, Tuhan-tuhan palsu, adat, tradisi, dan lain-lain lalu beriman kepada Allah semata.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“Islam datang sebagai sesuatu yang ‘asing’ dan akan kembali menjadii sesuatu yang ‘asing’. Surga bagi orang-orang yang ‘asing’. Beliau SAW ditanya :”Ya Rasulullah, siapakah Al Ghouroba’ itu (orang-orang yang ‘asing’ itu)? Beliau menjawab : orang-orang yang meninggalkan (suku, adat, tradisi, dan lain-lain dari kaumnya)”.

Oleh karena itu, dalam masa krisis ini, sangat penting untuk bersama dengan golongan minoritas dan orang-orang yang terlihat sebagai oprang-orang yang ‘asing’ atau aneh. Semoga Allah mengembalikan kekhalifahan (negara Islam) sesegera mungkin kepada kita dan yang terakhir memberikan pemahaman kepada kita yang benar akan Tauhid, nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

Apakah Islam Agama Perdamaian?

Ditulis oleh alqurandansunnah di/pada Oktober 22, 2008

Islam berarti damai!” Islam adalah agama perdamaian”, kata ini sering kita dengar dari Muslim Moderat, yang gencar terdengar mengalahkan operasi-operasi jihad yang dilancarkan Mujahidin. Maka, kami di sini bertanya: Apakah Islam agama yang damai? Tidak sama sekali tidak !. Allah SWT secara tegas menjelaskan kepada kita untuk memerangi Kuffar sampai Islam mendominasi dunia dan Kuffar berhenti menduduki negeri kita serta sampai mereka membayar jizyah.

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS At Taubah, 9: 29)

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuh mu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepada mu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al Anfal, 8: 60) Lebih lanjut, Allah SWT telah membuat berperang menjadi sebuah kewajiban ketika negeri Islam diduduki:

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi mu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi mu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah, 2:216)

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri Ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”. (QS An Nisaa’, 4: 75)

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS An Nisaa, 4:95)

Dan Ulama telah menegaskan:

Ibnu Katsir berkata tentang ayat:

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagi mu, jika kamu Mengetahui.” (QS At Taubah, 41)

“Anas dari Abi Talha meriwayatkan bahwa Ali bin Zaid berkata maksud ayat ini, ‘berangkatlah (berjihad) tua dan muda sebagaimana Allah SWT tidak akan menerima alasan dari siapa pun.’ Kemudian Ali bin Zaid pergi dalam sebuah ekspedisi di Syam (Syiria) dimana dia terbunuh.”

Ibnu Qayyim berkata :

“…telah menjadi kewajiban atas mereka untuk memerangi musyirikin secara keseluruhan. Ketika perbuatan itu awalnya haram, maka telah diizinkan oleh (Allah SWT); selanjutnya telah diwajibkan memerangi mereka yang lebih dahulu memerangi dan terakhir (mereka) diperintahkan untuk memerangi Kuffar secara keseluruhan. Kewajiban terdiri dari dua kategori yaitu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah menurut pendapat ulama yang masyur. Ketika seseorang menyelidiki jenis jihad yang harus diwajibkan atas mereka yaitu dengan hatinya, lidahnya atau dengan kekayaan dan kekuatannya. Telah menjadi sebuah kewajiban atas setiap Muslim untuk berperang dengan cara-cara ini. Berkaitan dengan jihad oleh diri seseorang (fisik) maka ini adalah fardhu ‘ain. Berkaitan dengan jihad dengan kekayaan ada dua pernyataan tentangnya, yang paling benar adalah dimana itu adalah sebuah kewajiban karena perintah Jihad dengan harta dan diri seseorang telah disamakan dalam Al-Qur’an; sebagaimana Allah SWT berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan mu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.’ (QS Ash Shaf, 61: 10-12) [Zaad Al Ma’ad Jilid. 3/ 72]

Ibnu Hajar berkata :

“Jenis Jihad memerangi kuffar adalah Fard Mu’ayyan (menjadi kewajiban setiap individu) atas Muslim; dan mereka bisa melakukan ini dengan tangan, lidah, harta atau bahkan dengan hati mereka.” [Fath al Bari jilid 6/ 28]

Ibnu Atiyyah berkata :“Ulama telah sepakat bahwa kewajiban jihad atas ummat Muhammad adalah satu tanggung jawab bersama. Konsekuensinya, jika sebagian Muslim melaksanakannya maka kewajiban itu tidak lagi membebani lainnya; ini terus sampai musuh kalah di negeri Muslim. Ketika kondisi pendudukan maka Jihad menjadi sebuah kewajiban atas setiap individu. Al Mahdawi, diantara yang lainnya, telah menjelaskan riwayat bahwa Ath Thawri menyatakan bahwa Jihad adalah kewajiban yang bersifat suka rela.” [Tafsir Ibnu Atiya Jilid 2 / 43]

Allah SWT juga memerintahkan orang-orang beriman untuk menteror musuh-musuh Islam, dan menggentarkan hati mereka (QS Al Anfal, 6: 80) Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Kita juga bisa melihat riwayat dari Nabi Muhammad SAW: Ya’qub berkata, ‘telah diriwayatkan, ayahku dari Ibnu Ishaq yang berkata, ‘Dan telah diriwayatkan kepadaku, Yahya bin Urwah bin Az Zubair, dari ayahnya, ‘Urwah bin Abdullah bin Amr Ibnu Al Aws, yang berkata, ‘Aku berkata kepadanya, ‘Apa yang paling sering kamu saksikan dari suku Quraisy yang diserang oleh Rasul Muhammad SAW dan apa yang nyata tentang permusuhannya? Dia berkata, ‘Aku ada bersama dengan mereka dan orang-orang terbaik mereka ketika mereka bertemu pada suatu hari di Hajar Aswad. Kemudian mereka menyebutkan RasuluLlah dan berkata, ‘Kami belum pernah melihat seperti apa yang tersisa dari siapapun dari orang-orang ini. Dia menertawakan kecerdasanmu dan mengutuk ayah-ayah kami serta membuat agama kami terlihat jijik di saat perpecahan kelompok kami juga mengutuk tuhan-tuhan kami. Kami masih tinggal dengannya dalam sebuah masalah besar,’ atau sebagai mana mereka berkata (yaitu apa yang mereka katakan seperti ini).’ Dia berkata, ‘Maka saat mereka seperti itu, Rasulullah SAW datang kepada mereka dan mulai untuk menerima mereka sampai dia berpegang pada pilar. Kemudian dia melewati mereka pada saat tawaf di sekitar Ka’bah, disaat melewati mereka beliau dihina dengan sebagian apa yang dia katakan kemudian aku memperhatikan raut wajahnya. Kemudian dia melanjutkan sampai dia melewati mereka dan mereka mengejeknya dengan seperti itu kemudian aku memperhatikan ekspresi wajahnya. Kemudian dia melewati mereka dan untuk ketiga kalinya mereka menghinanya dengan seperti itu. Kemudian dia berkata, ‘Kamu mau mendengar, wahai kelompok Quraisy? Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, aku datang untuk memerangi kalian!’ perkataannya menyerang mereka maka sungguh, bukanlah laki-laki diantara mereka, kecuali seolah-olah ada seekor burung yang menyerang kepala mereka ( yaitu terkejut, terteror dan membisu) – sebagaimana seseorang yang paling licik dan kasar serangan Nabi sebelum ini, telah berkata dengan sangat ramah dan tutur lembut dia bisa berfikir; seperti itu bahwa seseorang berkata kepada mereka, “Wahai Abul Qasim (Muhammad): Ayo! Ayo, wahai orang Shaleh! Sungguh, demi Allah kamu tidak bodoh!” Kemudian Rasulullah pergi. Keesokan harinya, mereka berkumpul bersama di Al Hijr dan aku bersama dengan mereka. Mereka bertanya satu sama lain, “Kamu ingat apa yang dia katakana kepadamu, dan apa yang kamu katakan kepadanya? Hingga demikian, dimana dia menyatakan kepadamu yang kau benci, namun kamu membiarkannya pergi!” kemudian ketika mereka berada di tempat ini, Rasul terlihat lagi. Kemudian mereka semua tiba-tiba mengelilinginya, dan bertanya kepadanya, “Apakah kamu orang yang menghina tuhan dan agama kami?” Nabi menjawab, “Ya, akulah yang mengatakan hal itu.” Aku melihat seseorang diantara mereka (mulai untuk) meletakkan pakaian Nabi, tetapi Abu Bakar melompat dan berdiri diantara mereka dan beliau. Sambil menangis Abu Bakar berkata,

“…Apakah kamu akan membunuh orang karena dia mengatakan: “Tuhanku adalah Allah…” [Ghafir, 28]

Setelah itu mereka meninggalkannya. Ini adalah hal yang paling buruk aku lihat dari Qurays melawan Nabi SAW. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad ditetapkan shahih, dan berkata, “Isnaduhu Shahih.” Dia juga menjelaskan bahwa telah diriwayatkan oleh Ibnu Hajar Al Haythami dalam Mujma’ Az Zawa’id (6/15-16), dan telah dirangkum oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari (7/128), dan Ibnu Katsir telah menyebutkan bahwa itu telah diriwayatkan oleh Baihaqi dalam At Tarikh (3/46). Ibnu Taimiyah, Siyaasah Syariah, Jilid 1 Hal. 18, mengutip perang Zaatul Salaasilin, di dalamnya Nabi SAW berkata: “Annal dahuuq al Qatal (Aku adalah orang yang tersenyum ketika membunuh). Dahuq adalah seseorang yang tersenyum dan Al Qattal adalah seseorang yang membunuh. Ibnu Taimiyah, Majmuu’a Al Fatawa Jilid 28, dalam tafsir surah Fath ayat 29 mengutip tafsir Dahaaq (Tabi’) dimana Rasulullah SAW berkata: Aku adalah Al Dahuuq al Qattal dan ini adalah untuk shidda (keras) kepada kuffar (sebagaimana pernyataan ayat).

Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wal Nihaayah, jilid 3 hal. 199: Ali bin Ibrahim al Hasim ketika Yahudi Banu Qurayza dan Banu Nadhir datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya apa yang kamu serukan? Rasulullah SAW menjawab laailaaha illallah muhammadan rasulullah dan itulah yang telah diturunkan tentangku dalam Taurat dan yang Ulama informasikan tentangku, dimana aku datang dari Mekkah, seseorang yang merdeka, aku akan meninggalkan kesyirikan, khamr, Dimana aku akan menjadi Nabi penutup, aku akan meletakkan pedang ke dalam sarungnya dan dada, aku tidak akan takut kepada siapa pun dan aku akan tersenyum disaat aku membunuh dan dimana ada jejak kaki manusia atau hewan (kehidupan) kekuasaanku akan sampai disana.

Ibnu Taimiyah dalam Majmu’a Fatawa, jilid 28 dalam tafsir surah Fath ayat 29 mengutip tafsir Dahaq (Tabi’) dimana Rasulullah SAW berkata; Aku adalah Al Dahuuq al Qattal dan ini adalah untuk shidda (kasar) kepada kuffar (sebagaimana pernyataan ayat).

Ibnu Rushd berkata “Menteror itu dibolehkan berdasarkan ijma melawan semua kuffar.” [Al Hashiyah ‘Ala Ar Raudh Jilid 4/ 270)

Jadi, apakah Islam agama perdamaian ? Atau agama perang ?

Wallahu’alam bis showab!

http://almuhajirun.com/index.php?option=com_content&task=view&id=141

Terrorisme: Perang Salib Baru

Ditulis oleh alqurandansunnah di/pada Oktober 22, 2008

Istilah terorisme bukan suatu hal yang kompleks, bahkan secara bahasa istilah ini tidak mampu memberikan arti secara menyeluruh. Lalu kenapa orang lambat sekali dalam menempatkan definisi istilah ini? Dari fakta yang ada, terdapat sebuah kedengkian di balik semua ini, karenanya dibutuhkan definisi yang menyeluruh termasuk variasi komponen-komponennya dan batasan-batasan yang diperlukan dari aspek yang berlawanan dengan komponen tersebut. Dalam fikiran banyak orang sekarang ini justru membutuhkan semua partai untuk mendefinisi istilah ini supaya tidak menjatuhkan hukuman pada orang yang tidak bersalah atas sejumlah tindak kejahatan dan sejumlah kebenaran yang disimpangkan.

Sayang sekali pemerintahan Barat terlalu terburu-buru menyikapi hal ini dengan mengeluarkan sejumlah hukum untuk memerangi terorisme dalam semua aspek kehidupan, juga membatasi gerak teroris dan menguras kering sumber-sumber pemasukan mereka yang pada akhirnya mengeliminasi mereka. Pemerintah Barat juga gagal mendefinisikan apa itu terorisme dan siapa teroris itu? Adakah yang terlihat lebih bodoh daripada melihat lembaga-lembaga pemerintahan seperti DPR dan gereja-gereja mengeluarkan argumen yang satu sama lain saling menentang dalam membahas Teror Bill (Undang-Undang Terorisme di UK, sebagaimana juga Undang-Undang Terorisme di negara-negara sekuler murtad), tentang siapa yang ditahan dan siapa yang dibebaskan, siapa yang dipenjara dan siapa yang diizinkan untuk bebas hidup di atmosfer bumi ini?

Teror Bill menjadi politik sepak bola antara DPR (House of Representative-DPRnya Inggris) dan pihak gereja. Dalam setiap pertemuan mereka berselisih dan diakhir pertemuan isu-isu tersebut dibuang dan dilupakan begitu saja, walaupun mereka sama-sama marah terhadap terorisme dan pelakunya, akan tetapi mereka tidak menggambarkan siapa teroris itu, siapa yang mereka perangi dan mereka lawan atau siapa yang ingin mereka tawan. Istilah terorisme dilebarkan/diluaskan definisinya dengan kepandaian berbicara mereka dan dengan istilah-istilah kontroversial di era saat ini. Belum lagi jika kita memperhatikan dunia sekitar dari orang-orang yang menggunakan dalih pembelaan dengan dalih “Perang Melawan Terorisme”. Kita dapati mereka meluaskan arti tanpa terkecuali pada Muslim yang jujur, ikhlas, benar dan tekun beribadah. Hal ini menimbulkan 100 pertanyaan yang muncul di benak kita berkenaan dengan maksud dan tujuan dari pemerintah Barat dan pemerintahan murtad sekuler lainnya dalam perang mereka melawan terorisme, termasuk pertanyaan, apakah ini perang melawan terorisme (yang tetap tidak terdefinisikan) atau perang melawan Islam dan kaum muslimin ?

Kita tidak akan menempatkan definisi sesuai dengan Islam karena terorisme sudah menjadi kristal yang amat jelas bagi seorang muslim. Sesungguhnya Islam tidak akan pernah memberikan arti yang bermakna ganda berkaitan dengan masalah apapun. Bagaimanapun dalam analisis singkat ini, kami sepertinya akan menyoroti alasan yang telah dibuat oleh senat di Amerika, PBB dan parlemen-parlemen di Eropa, rumah-rumah dewan dan pihak gereja, serta di negara-negara atau rezim murtad sekuler boneka Barat yang mengklaim ahli dalam menempatkan hukum dan perundang-undangan serta ahli dalam mempermainkan peran Tuhan dalam kehidupan, menunda definisi tersebut untuk diinformasikan kepada kita apa itu terorisme dan siapa teroris itu dengan tujuan agar kita mengakui salah satu pendapat dari mereka.

Kesimpulannya:

(i)Sebagai seorang Muslim kami berfikir bahwa menunda persoalan ini atas definisi terorisme oleh pemerintah Barat disebabkan oleh dalamnya akar historis perang salib, diniatkan atau tidak, secara fakta melawan Islam dan kaum muslimin karena mereka tidak mengijinkan keberadaan Muslim yang ikhlas, definisi teroris dalam kacamata pemerintah Barat lebih menyoroti masalah peran dan perkembangan dakwah Islam, jika mereka menemukan pada diri Muslim maka mereka akan dijatuhkan definisi teroris. Dengan kata lain definisi ini akan menteror setiap Muslim yang beriman karena ia dapat berpotensi menjadi subyek teroris yang rawan untuk dipenjara dan ditahan. Ini akan menggerakkan seorang Muslim untuk menganggap hina satu sama lain dan mendorong jutaan Muslim lainnya untuk menghentikan pelaksanaan agama mereka sendiri atau memaksa mereka untuk menjadi defensif dalam semua aspek kehidupan karena takut untuk dipenjara.

(ii) Pemerintah Barat telah gagal untuk mendefinisikan istilah terorisme, karena mereka khawatir akan mujahidin yaitu para pejuang kebebasan, berperang untuk memerdekakan (membebaskan) tanah kelahiran mereka, mungkin juga mereka mengambil manfaat dari keadaan tersebut sehingga meniadakan definisi istilah tersebut. Penegasan istilah terorisme justru akan mendorong umat muslim di UK (Inggris) atau di bagian dunia lainnya lebih terdorong untuk mengumpulkan dana dan dukungan atas saudara muslim mereka yang berperang melawan invasi asing seperti yang telah mereka kerjakan selama beberapa tahun dalam memberikan dukungan atas mujahidin di Palestina, Bosnia, Chechnya, Kashmir, Libanon Selatan dan lain-lain melawan invasi yang mayoritas dilakukan oleh pemerintahan Barat sendiri dan tentara-tentaranya seperti tentara AS, UK (Inggris) dan negara-negara Eropa lainnya yang berada di Afganistan, Iraq dan lain-lain. Mereka melarang semua group-group/kelompok-kelompok jihad yaitu para pejuang kemerdekaan di seluruh dunia, mereka dihubung-hubungkan dengan aksi terorisme beberapa waktu lalu, mereka mulai ditahan/dipenjara karena memiliki latar belakang pernah mendukung organisasi-organisasi teroris walaupun ketika itu masih belum ada undang-undang yang tertulis yang mengaturnya akan tetapi sebaliknya pemerintah Barat melakukan legitimasi hukum dengan studi kasus termasuk apa yang terjadi saat ini membubarkan organisasi-oraganisai Islam dan menangkapi aktivisnya dengan melabelinya sebagai teroris.

(iii) Definisi terorisme dan pembuatnya menjadi standart internasional akan mencegah banyak pemerintahan di dunia untuk melakukan bentuk terorisme melawan oposisi mereka. Dapat dipastikan akan terjadi gencatan senjata di negara-negara yang memiliki catatan tertinggi angka diskriminasi dengan melawan rakyat mereka sendiri karena latar belakang warna kulit, agama atau perbedaan pandangan sebagaimana yang terjadi di AS, Jerman, Israel dan semua rezim di Timur Tengah, Asia dan negara-negara Timur Jauh.

(iv) Jika istilah terorisme didefinisikan dan disetujui secara internasional maka ini akan mempermudah dalam menyalahkan/menolak negara-negara yang mengirimkan tentara mereka melawan negara berdaulat yang lain dan akan mencegah campur tangan dalam negara lain, contoh campur tangan AS di Panama, Iraq dan Afghanistan atau Rusia di Chechnya dan sekarang AS di Dalfur, Sudan dan lain-lain.

(v) Definisi terorisme akan menunjukkan bahwa pemberontakan rakyat Palestina adalah suatu perang yang sah dan layak untuk mendapatkan dukungan atau akan menjadikan legal/sah bagi umat Muslim di dunia untuk mendukung mereka. Definisi terorisme secara mutlak menjadikan negara Israel sebagai pasukan penjajah dan Israel layak untuk diperangi dan dilawan.

(vi) Definisi terorisme akan membuat pemerintahan seperti Amerika dan Inggris sebagai pemerintahan yang patut dicela karena melakukan praktek terorisme melawan banyak orang-orang Muslim yang menentang hukum buatan manusia, orang-orang muslim ditahan dan didiskriminasi, ditentang atau aktivitas mereka dilarang dibawah dalih terorisme seperti halnya pelbagai jama’ah kaum muslimin yang dibekukan diberbagai negara dan individu-individu yang ditahan seperti Khalid Al Fawaaz, Syeikh Abu Qatadah dan Syeikh Abu Hamza Al Misry.

(vii) Definisi istilah terorisme tidak menjadi target kepentingan orang munafik seperti MCB, MAB dan MPAC (organisaisi-organisasi sekuler liberal di UK) atau organisasi-organisasi yang lain yang menampakkan titel “moderat”, organisasi-organisasi yang menjadi penyeru kedamaian dari pemerintah Inggris dan organisasi Islam gadungan karena mendiamkan umat yang mengalami teror kemudian masih saja mampu untuk mempromosikan kekotoran mereka terhadap syariah dan menyimpangkannya dengan nama Islam yang dipalsukan dalam versi Barat; menekankan kedaulatan untuk ratu atau pemerintahan murtad sekuler, menyerukan umat muslim untuk kafir (murtad) dengan bergabung ke parlemen, badan intelejen (untuk memata-matai aktivis dan kaum muslimin), polisi dan tentara serta menyerukan mereka untuk berintegrasi ke jalan hidup kufur dan menghalalkan apa yang Allah SWT larang seperti riba, mempromosikan pergaulan bebas dan berpartisipasi dalam pemilu, menyerukan dialog antar umat beragama dan lain-lain.

Karenanya membiarkan istilah terorisme tidak terdefinisi justru akan menteror umat dan akan membiarkan MCB untuk mengungkapkan pernyataan yang salah terhadap orang-orang Muslim yang benar serta mengklaim mengontrol lebih dari 1000 mesjid, sebagaimana mereka telah mengontrol pemilihan presidensil yang hanya memiliki satu kandidat yaitu presiden dari Mesir atau Libya dan orang yang menang adalah yang menguasai suara mayoritas dengan ketiadaan kandidat oposisi yang lain.

Atas alasan di atas kami menantang pemerintah Barat, termasuk pihak gerejawan dan anggota dewan bahwa jika ini bukan sebuah perang salib melawan Islam dan kaum muslimin, lalu kenapa penyatuan definisi teroris tidak pernah mereka buat? Itu karena akan menjadikan mereka sebagai orang pertama yang akan disalahkan oleh dunia karena aplikasi terorisme yang telah mereka perbuat kepada yang lain. Bagaimanapun, sangat jelas bahwa mereka tidak ingin mendefinisikannya agar dapat menjaga kebebasan mereka dalam bertindak, bebas melarang atas yang lain dan menjaga slogan retorikal berperang melawan terorisme, karena alasan itu dianggap sangat elastis, juga memungkinkan bagi mereka untuk campur tangan dalam urusan negara lain kapan saja mereka inginkan dan menyimpangkan kebebasan masyarakat (sebagaimana definisi mereka) melawan individu yang menantang kepentingan mereka dan terlebih lagi kepentingan historis dalam perang salib melawan Islam dan kaum muslimin khususnya orang-orang yang menjadi ahlul tauhid. Baru-baru ini kami mendengar sebuah berita baru tentang seorang laki-laki yang menyerang Parlemen Swiss dan membunuh 14 orang anggota parlemen, walaupun secara fakta dia tidak membunuh begitu banyak anggota parlemen dan sempat melukai banyak orang. Komentar pertama yang keluar dari juru bicara kantor tempat kejadian, itu bukanlah sebuah aksi teroris dan tidak berhubungan dengan terorisme, seluruh isu berkaitan dengan itu ditutup rapat-rapat sepertinya kejadian itu tidak pernah terjadi karena pelakunya orang swiss dan non muslim. Tidak diragukan lagi seandainya dia adalah seorang muslim maka insiden tersebut akan dilabeli dengan aksi terorisme. Dia sendiri beserta keluarganya akan dikatakan sebagai teroris dan umat muslim di seluruh dunia juga akan dilabeli sebagai kaki tangannya. Kejadian tipe ini dan yang lainnya serupa, yang menimbulkan beberapa pertanyaan berkaitan dengan teroris ini, sebesar apakah tentara yang akan disiapkan untuk membasmi teroris dan siapakah yang ingin mereka basmi dan ingin mereka kuras kekayaannya?

Pandangan sekilas di seluruh dunia yang akan muncul akan menampakkan banyaknya organisasi-organisasi yang dermawan (bergerak dibidang sosial) yang dikelola oleh orang-orang Muslim justru itu yang banyak ditutup dan dilarang dan sumber-sumber kekayaan mereka dibekukan. Fenomena ini akan membuat kita semakin percaya bahwa sumber-sumber kekayaan yang mereka ingin kuras justru dari pihak orang-orang yang mendukung/membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Adapun para pengungsi Muslim yang ada diseluruh dunia adalah korban dari terorisme internasional yang diperankan oleh AS dan Inggris beserta anak haram mereka yang dikenal dengan sebutan negara Israel. Jika mereka benar-benar ingin menghentikan dukungan terhadap kriminal perang yaitu penjahat zionis dan negara Israel serta pendukung-pendukung mereka yang merupakan rezim yang angkuh di seluruh dunia seperti Mesir, Libya, Pakistan, Saudi Arabia, Iran, Turki dan lain-lain.

Karena alasan-alasan tersebut dan banyak alasan lainnya, kami tidak meragukan bahwa tidak terdefinisikannya istilah terorisme secara tegas adalah bagian dari perang melawan Islam dan umat muslim yang didukung pula oleh orang-orang munafik yang mengaku sebagai seorang muslim seperti pemerintah Saudi Arabia yang mendeklarasikan dukungan penuh atas terorisme AS dan negara-negara seperti Iran yang menyerukan kematian atas Amerika, akan tetapi ketika Amerika mendapat serangan, mereka sholat jenazah untuk mereka, selama beberapa menit suasana menjadi hening (turut berduka cita) dan bahkan yang lebih parah lagi mereka menutup daerah perbatasan mereka dengan Afghanistan sehingga tidak memberikan kesempatan kepada laki-laki atau wanita untuk selamat dari bom-bom Amerika dengan alasan yang sangat sederhana hanya karena orang-orang muslim di Afghanistan adalah golongan Sunni. Lalu ada rezim diktator Libya, kolonel Ghadaffi orang yang membodohi umatnya selama bertahun-tahun sebagai orang yang anti Amerika, akan tetapi justru perintah pertamanya kepada umatnya justru memerintahkan untuk menyumbangkan darahnya kepada korban AS selama perang Amerika melawan terorisme. Sama halnya dengan Yasser Arafat yang murtad dan penggantinya.

Ada banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa perang melawan terorisme diorganisasi oleh orang-orang salib demi melawan Islam dan umat Muslim yang ikhlas. Perang itu akan berlangsung terus antara kebenaran dan kebathilan. Bagaimanapun pada akhirnya kemenangan adalah sebuah permasalahan yang telah ditakdirkan akan diraih oleh golongan yang benar, kaum Muslimin. Insya Allah.

http://almuhajirun.com/index.php?option=com_content&task=view&id=179&Itemid=27