Tlah banyak pembicaraan itu dilakukan
Bersama bijaknya mereka diruang sepi
Kesiapan mental menerima keterpahitan arah
Mencoba bertahan dalam relung relung kegamangan
Mendalami rasa yang memang tak semestinya
Terlalu subjektif terbawa arus ketidakpastian
|Menghela nafas dikala wejangan itu teramat pahit dirasa
Semua harus diterima sebagai sbuah konsekwensi pada akhirnya
Ada yang terluka disana sini
Ada keputusan yang mesti segera diakhiri
Mencoba kembali bercermin pada egonya diri
Terlalu jauh bahwa aku bukan yang sebenarnya
Terlalu buram bayangan pelangi itu untuk ditatap
Terlalu gak jelas alur itu untuk terus diikuti tanpa dasar
Tlah hadir dimalam tadi kiasan kematian itu pada diri
Seonggop jasad yang pada akhirnya seolah hanya sampah tak berarti
Membusuk dalam persimpangan perjalanan nya
Hujan deras mengguyur tiada henti
Membanjiri liang lahat yang tak kunjung diisi
Smua tertegun dengan berbagai macam ketidak jelasan
Seonggok jasad yang terbujur kaku penuh belas kasih
Ku termenung menatap dia yang tak asing slama ini
Seorang manusia yang pada akhirnya pernah mencoba
Mencoba mengejar mimpi yang mustahil diraih dikala itu
Mencoba berlari hanya sekedar untuk berdisi mendampingi dan berbisik
Mencoba membuka tirai tirai kemustahilan cita nan harap
Memandang meski seolah tanpa bayang
Merasakan bahagia dalam balutan selimut luka yang menganga
Mencoba berulang kali membuka pintu yang tlah terpatahkan kuncinya
Terus berdiri dipersimpangan jalan yang mulai bercabang
Mencoba fokus pada satu pintu tantangan
Terlalu jauh ternyata perjalan selama ini
Janji yang sempat terucap dikala itu mulai nampak begitu jelas
Melambai mendekati dan memeluk erat
Dimanakah diri selama ini
Tlah jauh berjarak tertinggal dan tertutup tabir itu
Dia bukan siapa siapa pada akhirnya
Aku hanyalah seorang gembala yang tak jelas
Masih berdiri mencoba merengkuh bayangan yang sudah bias
Mencoba berulangkali untuk kembali berharap lepas
Lepas untuk mencoba fokus
Berharap tuhan slalu hadir membimbing atas semua ketersalahan selama ini
Transaksi kematian di sedinikan seolah menjadi solusi
Hanya utk memastikan bahwa pelukan janji itu benar benar ku tepati
Meninggalkan mereka yang hanya menjadi sebuah lintasan
Mencoba kembali kedalam keterasingan
Semoga smua bisa dilewati dengan sekemampuan lelah
Tetap mencoba dalam stiap ketertatihan yang mulai melemah
Maafkan atas smua ke egoan diri selama ini
Aku ingin berhenti benar benar ingin berhenti
Dari semunya keramaian palsu
Dari hiruk pikuk hingar bingarnya kepalsuan
Berhenti dalam kerangkeng lintasan emosi
Mengutuk atas smua kebodohan yang dilakukan
Banyak hal memalukan yang tak semestinya dilakukan
Terimakasih untuk semuanya
Terimakasih tlah sempat hadir walau dalam semunya mimpi
bye….maafkanlah…slalu
Filed under: My Diary |
Tinggalkan komentar