Lintasan Halu di Tabir Mimpi

Tak sengaja lewat didepan rumah dikala itu, mereka mengajak dan mempersilahkan masuk dan duduk diruang tamu, kursi leter L dikala itu. Sempat terhenyak manakala mengenal tiga orang dari lima orang yang hadir disaat itu. Dua orang kaka, apah dan ntah tak dikenal yang dua nya. Substansi introgasi yang terjadi dikala itu. Banyak mempertanyakan hal hal pertanggungjawaban yang nota bene berkaitan dengan sepak terjang dinamika ku selama ini. Sangat syok dibuatnya meski mencoba ditegarkan setegar tegarnya hati. Seolah semua hanya mimpi , mimpi kemustahilan yang pada akhirnya tuhan uji akan konsekwensi dari sebuah pengejaran itu. Banyak ku terdiam dan termenung, tak pernah ada jawaban ya sedikitpun dari bibir inih. Sungguh tak siap dan tak percaya jika memang semua itu benar benar terjadi. Sangatlah tidak mungkin kalau kita paksakan perjalan ini, terlalu banyak kemustahilan disana sini dalam prosesnya. Pun begitu mereka lebih kepembahasan itu. Lagi pula ada ketidak pasrahan dari sosok yang memang sedari awal tak pernah ada celah terbuka walau hanya sedikit. Sejenak permintaan ijin untuk melakukan shalat istikhoroh dikala itu. Sembari meminta petunjuk wudhu dan shalat. Perjalan ke tempat itupun ternyata panjang dirasa, nyaris tak menemukan tempat untuk bersuci dikala itu, beberapa lorong terlewati pun begitu beberapa ruangan sudut gubukpun terlewati dengan penuh sesaknya para bocah pembelajar dikala itu. Sesekali berhenti sejenak menatap satu per satu dan sedikit terhenyak ada seorang bocah yang kita mengenal tentangnya. Menyapa dengan sesekali mengelus nya kemudian lanjut melintasi lorong lorong berikutnya. Sesampailah diluar ruangan dikala itu, hujan deras plus dentuman petir petir yang teramat sangat keras dikala itu bersahutan. Kutatap beberapa pohon orange dikala itu beberapa saat terasa gempa kecil mengiringi, beberapa orang berhamburan. Pun dengan kita singgah disebuah gang yang sangat tidak dikenal sebelumnya. Semua tetiba sunyi reda nyaris tak ada orang sedikitpun. Tersesat kita pada akhirnya.

Pun di malam berikutnya bunga tidur itupun berulang. Kita sempat berdiskusi bersamanya dan dengan beberapa orang yang tak pernah dikenal sebelumnya. Kitapun membopongnya setiba tiba, seolah semua nyata. Malam berikutnyapun masih terus berlanjut, kita sempat mengejar berbagai kegiatan dikala itu. Supersibuk dia dibuatnya. Menyusuri lembah bukit bahkan singgah disebuah bangunan yang ternyata banyak pasiennya dikala itu. Memeriksa satu persatu, kemudian terhenyak ada seorang perawat yang kita tak asing mengenalnya. Tak sempat sedikitpun menyapanya. Semua fokus dengan kesibukannya masing masing, tak ada satupun moment yang pada akhirnya bisa dijelaskan dan dita’birkan dikemudian hari. itulah ritme rampai bunga mimpi yang tiga hari berturut turut terjadi, semua sampai disini. Tak ada arti apapun tentang semuanya. Lintasan halu banyangan saja ternyata, semua tak pernah benar benar nyata pada akhirnya. Slalu beristighfar akan segala kelalaian yang selama ini terucap dan terlakukan . Semoga semua akan baik baik saja pada akhirnya. Bismillah Tawakkaltu ‘Alallah…(27-290523)

Tinggalkan komentar